
Pantau - Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengadakan pertemuan bilateral dengan Centre National du Cinéma et de l'Image Animée (CNC) dari Prancis untuk membahas penguatan kerja sama di sektor industri film antara Indonesia dan Prancis.
Pertemuan tersebut menyoroti pentingnya film sebagai sarana diplomasi budaya dan penguatan identitas nasional masing-masing negara.
Fadli Zon menegaskan bahwa pertemuan ini sangat krusial untuk keberlanjutan dan pertumbuhan industri perfilman kedua negara.
"Film dapat mencerminkan nilai, identitas, dan pandangan tentang masyarakat dan budaya Indonesia. Kami percaya bahwa film adalah salah satu instrumen diplomasi budaya yang paling kuat", ungkapnya.
Fadli menambahkan bahwa film merupakan medium yang mampu mengekspresikan kekayaan budaya seperti seni pertunjukan, musik, seni visual, desain kostum, tradisi naratif, sastra, hingga warisan kuliner.
Komitmen untuk Kolaborasi Budaya
Dalam pertemuan tersebut, Fadli Zon menyatakan harapannya agar dialog ini menjaga hubungan baik dan mendorong kolaborasi lanjutan antara Indonesia dan Prancis di bidang kebudayaan.
Ia menekankan bahwa kemitraan ini tidak hanya terbatas pada film, tetapi juga bertujuan menghubungkan orang, ide, dan identitas budaya kedua negara.
"Mari kita lanjutkan perjalanan ini dengan komitmen dan kreativitas bersama, dan memastikan bahwa kisah-kisah yang kita ceritakan melalui film mencerminkan kekayaan warisan dan semangat kolaborasi kita", ia mengungkapkan.
Pertemuan tersebut dihadiri oleh Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Fabien Penone, serta Presiden CNC, Gaetan Bruel.
Keduanya menyambut baik inisiatif Kementerian Kebudayaan RI dan menyatakan kesiapan untuk menjalin kerja sama lebih lanjut.
"Kerja sama budaya antara Prancis dan Indonesia ini sangat penting bagi kami. Pertemuan ini dapat mendatangkan peluang kerja sama baru sekaligus memperkuat hubungan antara kedua negara", kata Fabien Penone.
Landasan Kemitraan Jangka Panjang
Presiden CNC Gaetan Bruel juga menyoroti pentingnya pendidikan seni dan perfilman sebagai upaya membangun apresiasi terhadap sinema sejak usia dini.
"Hal ini dapat menjadi langkah konkret untuk menumbuhkan kecintaan terhadap seni perfilman pada generasi muda", ungkap Bruel.
Pertemuan bilateral ini merupakan tindak lanjut dari penandatanganan Letter of Intent (LoI) yang dilakukan saat kunjungan Presiden Emmanuel Macron ke Indonesia pada bulan Mei lalu.
Dalam kunjungan tersebut, Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Macron menyepakati enam perjanjian kerja sama di sektor kebudayaan, termasuk pengembangan perfilman.
Langkah ini menegaskan bahwa budaya, khususnya sinema, menjadi pilar penting dalam kemitraan bilateral Indonesia dan Prancis ke depan.
- Penulis :
- Shila Glorya