
Pantau - Menteri Komunikasi dan Digital Republik Indonesia (Menkomdigi), Meutya Hafid, menyatakan bahwa Indonesia siap menjadi penggerak utama dalam pelaksanaan agenda World Summit on the Information Society (WSIS).
Pernyataan tersebut disampaikan Meutya dalam forum Ministerial Round Table WSIS yang berlangsung di Jenewa, Swiss, pada Rabu, 9 Juli 2025.
Indonesia menyatakan kesiapannya untuk aktif dalam sejumlah agenda strategis WSIS, yang mencakup etika dalam penggunaan kecerdasan artifisial (artificial intelligence), pemanfaatan ruang angkasa secara berkelanjutan, perlindungan anak-anak di ruang digital, serta pengembangan ekonomi digital yang ramah lingkungan.
Dorongan Kolaborasi Global dan Prinsip Etis Teknologi
Forum tersebut dihadiri oleh para menteri bidang komunikasi dan digital dari berbagai negara, termasuk Azerbaijan, Burkina Faso, Guinea, Rusia, Burundi, Gabon, China, dan Kuba.
Dalam forum itu, Meutya Hafid menyerukan pentingnya kerja sama lintas negara untuk mewujudkan tujuan bersama WSIS.
"Semua negara anggota harus bersinergi untuk mewujudkan visi WSIS, yaitu memastikan seluruh umat manusia mendapatkan akses kepada teknologi digital," ungkapnya.
" Mari kita ubah kesenjangan digital menjadi keuntungan digital, pastikan visi WSIS menjadi kenyataan, di mana teknologi digital mengangkat seluruh umat manusia dan tidak meninggalkan seorang pun," lanjut Meutya.
Ia menekankan bahwa pengembangan dan pemanfaatan teknologi masa depan harus dilandasi oleh prinsip kepercayaan, inklusivitas, dan etika.
Sebagai bentuk nyata dari komitmen tersebut, pemerintah Indonesia telah menyusun Peta Jalan Kecerdasan Artifisial sebagai pedoman dalam pemanfaatan teknologi AI yang bertanggung jawab.
Selain itu, pemerintah juga tengah memperluas konektivitas digital di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) untuk memastikan akses yang merata bagi seluruh masyarakat.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf