HOME  ⁄  Nasional

Penguatan Protokol Kesehatan Hewan, Indonesia dan Australia Bahas Strategi Bersama untuk Ketahanan Pangan

Oleh Shila Glorya
SHARE   :

Penguatan Protokol Kesehatan Hewan, Indonesia dan Australia Bahas Strategi Bersama untuk Ketahanan Pangan
Foto: Dokumentasi - Direktur Kesehatan Hewan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementan Imron Suandy (kiri) menerima Delegasi Australia (sumber: Humas Kementan)

Pantau - Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) bersama Badan Karantina Indonesia (Barantin) menggelar pertemuan dengan Delegasi Australia guna memperkuat protokol kesehatan hewan sebagai upaya strategis memperkuat ketahanan pangan kedua negara.

Pertemuan ini menegaskan pentingnya tata kelola impor ternak yang bertanggung jawab dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani nasional.

Direktur Kesehatan Hewan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementan, Imron Suandy, menyatakan bahwa pemerintah terus menjaga ketat jalur masuk ternak impor.

"Kami telah melakukan audiensi antara Kementerian Pertanian dan delegasi Kedutaan Besar Australia untuk membahas penyelarasan protokol kesehatan hewan dan karantina dalam impor sapi hidup dari Australia," ungkapnya.

Kementan menekankan bahwa impor ternak bukan hanya persoalan bisnis, tetapi menyangkut kepentingan strategis negara dalam menjamin ketahanan pangan nasional.

Sapi impor hidup diharapkan menjadi penggerak utama dalam meningkatkan produksi daging dan susu nasional.

"Khususnya untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis, yang menjadi wujud nyata komitmen negara dalam membangun generasi yang sehat, kuat, dan berkualitas," ia menambahkan.

Imron juga menegaskan bahwa aspek biosekuriti dan kesehatan hewan menjadi prioritas utama dalam sistem produksi pangan nasional yang berkelanjutan.

Fokus Pembahasan: Karantina, Ketertelusuran, dan Kolaborasi

Dalam pertemuan tersebut, sejumlah aspek teknis dibahas, termasuk sistem pencatatan dan ketertelusuran ternak, masa karantina pra-ekspor, serta tindak lanjut kerja sama bilateral dalam kerangka Nota Kesepahaman Kerja Sama Pertanian Indonesia-Australia.

Kementerian Pertanian menyoroti pentingnya kolaborasi internasional yang kuat untuk memastikan keberhasilan program protein hewani nasional, tanpa mengesampingkan prinsip kehati-hatian dan kedaulatan sistem kesehatan hewan domestik.

Direktur Manajemen Risiko Karantina Barantin, Anes Doni Kriswito, menekankan pentingnya penguatan protokol kesehatan hewan untuk menjaga keamanan pangan nasional.

"Kami percaya terhadap sistem kesehatan hewan yang telah dibangun di Australia. Namun, penting untuk memastikan protokol yang dijalankan sesuai dengan peraturan Indonesia, guna memberikan jaminan kesehatan terhadap ternak yang masuk," jelasnya.

Deputy Secretary Biosecurity Operations and Compliance Group, Justine Saunders, selaku perwakilan Delegasi Australia, menyampaikan apresiasi atas eratnya kerja sama sektor peternakan dan biosekuriti dengan Indonesia.

"Australia siap mendukung penuh program-program strategis Indonesia, termasuk inisiatif Makan Bergizi Gratis, yang kami nilai sebagai langkah penting dalam memperkuat ketahanan pangan dan gizi masyarakat," ungkap Justine.

Ia juga menegaskan pentingnya hubungan saling percaya sebagai fondasi kelancaran perdagangan ternak antara kedua negara.

"Kami berharap kerja sama ini terus diperkuat melalui dialog terbuka dan penyelarasan protokol kesehatan hewan yang saling menguntungkan," ujarnya.

Penulis :
Shila Glorya