Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Pertamina Tawarkan 19 Proyek Senilai Rp150 Triliun, Fokus pada Ketahanan Energi dan Transisi Rendah Karbon

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Pertamina Tawarkan 19 Proyek Senilai Rp150 Triliun, Fokus pada Ketahanan Energi dan Transisi Rendah Karbon
Foto: (Sumber: Tangkapan layar - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri dalam Pertamina Investor Day di Jakarta, Rabu (16/7/2025). ANTARA/Putu Indah Savitri.)

Pantau - PT Pertamina (Persero) menawarkan 19 proyek strategis senilai total 9,25 miliar dolar AS atau sekitar Rp150 triliun kepada calon investor dan mitra dalam acara Pertamina Investor Day yang digelar di Jakarta, Rabu, 16 Juli 2025.

"Akan ada kesempatan untuk berinteraksi dengan subholding Pertamina dan menjajaki kerja sama bisnis dalam 19 proyek senilai 9,25 miliar dolar AS," ungkap manajemen Pertamina dalam presentasi di hadapan peserta acara.

Fokus pada Ketahanan Energi dan Dukung Astacita Pemerintahan Prabowo

Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, menyatakan bahwa tema acara tahun ini adalah "Navigating Challenges Towards Energy Resilience" atau "Menavigasi Tantangan Menuju Ketahanan Energi."

Tema ini mencerminkan komitmen Pertamina dalam menghadapi tantangan sektor energi dan mendukung visi Astacita Presiden Prabowo Subianto, khususnya dalam aspek ketahanan energi nasional.

Untuk memperkuat dukungan terhadap program tersebut, pemerintah membentuk Danantara sebagai pemegang 99 persen saham Seri B Pertamina melalui struktur holding operasionalnya.

"Danantara berperan penting dalam mendukung kami untuk melangkah ke depan, sejalan dengan prioritas pemerintahan baru," ujar Simon.

Danantara ditargetkan menjadi sovereign wealth fund berkelas dunia yang dapat berkontribusi terhadap pembangunan nasional dan kesejahteraan rakyat Indonesia.

Proyek Strategis Didorong Dua Pilar Utama

Pertamina menegaskan bahwa strategi jangka panjang perusahaan bertumpu pada dua pilar utama.

Pertama, memaksimalkan bisnis yang berfokus pada penguatan ketahanan energi nasional, meliputi sektor hulu migas, kilang, dan distribusi bahan bakar.

Kedua, mengembangkan bisnis rendah karbon melalui pengembangan biofuel, perluasan energi panas bumi, pengujian teknologi baru, serta peningkatan portofolio produk kimia.

"Pada 2025, kami menyadari kompleksitas tantangan di sektor energi yang terus berkembang, termasuk volatilitas pasar dan risiko operasional. Kami telah memetakan risiko-risiko ini dan menerapkan strategi mitigasi," jelas Simon.

Keseluruhan proyek yang ditawarkan bertujuan untuk menjaring investasi dan membangun sinergi bisnis dalam rangka mempercepat transisi energi nasional serta memperkuat sektor energi secara menyeluruh.

Penulis :
Ahmad Yusuf