Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Kadin Sambut Penurunan Tarif Resiprokal AS ke 19 Persen, Ekspor RI Diprediksi Naik Dua Kali Lipat

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Kadin Sambut Penurunan Tarif Resiprokal AS ke 19 Persen, Ekspor RI Diprediksi Naik Dua Kali Lipat
Foto: (Sumber: Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Bakrie (kiri) (ANTARA/HO-Kadin)

Pantau - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyatakan bahwa penurunan tarif resiprokal dari Amerika Serikat terhadap produk Indonesia, dari sebelumnya 32 persen menjadi 19 persen, berpotensi mendorong ekspor nasional ke pasar AS hingga dua kali lipat.

Hasil Negosiasi Diapresiasi, Ekspor Diproyeksi Capai USD80 Miliar

Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie, menyebut capaian ini sebagai hasil negosiasi yang menguntungkan antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Amerika Serikat.

“Pertama, selamat kepada pemerintah. Karena menurut saya, apa yang telah disepakati itu bagus untuk Indonesia,” ungkapnya.

Ia juga menilai bahwa hasil ini jauh lebih baik jika dibandingkan dengan tarif yang dikenakan pada negara lain.

Sebagai perbandingan, tarif terhadap Meksiko mencapai 35 persen, China 30 persen, sementara Inggris hanya dikenai 10 persen.

Namun, Inggris memiliki neraca dagang yang defisit terhadap AS, sedangkan Indonesia justru mengalami surplus, sehingga penurunan tarif ini dianggap strategis dan realistis.

Meskipun ada pihak yang mempertanyakan mengapa tarif tidak bisa ditekan lebih rendah lagi, Anindya menegaskan bahwa tarif 19 persen tergolong ringan dalam konteks global.

Menurutnya, kesepakatan ini dapat menggandakan nilai perdagangan bilateral antara Indonesia dan Amerika Serikat.

“Kalau saya lihat, perdagangan yang tadinya 40 miliar dolar AS, dalam lima tahun bisa mencapai 80 miliar dolar AS. Kita mesti lihat bukan hanya untungnya buat mereka, tapi apa untungnya buat kita,” ujarnya.

Kadin Siapkan Industri Hadapi Lonjakan Permintaan

Untuk memaksimalkan peluang ekspor ini, Kadin berencana menggelar rapat koordinasi dengan para pelaku industri dalam negeri.

Rapat tersebut akan difokuskan pada sektor-sektor strategis seperti tekstil, garmen, alas kaki, dan elektronik.

Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa kapasitas produksi dalam negeri siap menghadapi potensi lonjakan permintaan dari pasar Amerika Serikat.

Langkah ini diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan ekspor nasional dan memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global.

Penulis :
Ahmad Yusuf