
Pantau - Tokoh-tokoh masyarakat Madura di Kuala Lumpur sepakat untuk mengawal kasus pengeroyokan terhadap seorang WNI asal Sampang, Madura, oleh sekelompok warga negara Bangladesh yang terjadi di Bangsar, Kuala Lumpur, Malaysia, pada Senin, 14 Juli 2025.
Pertemuan digelar pada Rabu malam, 16 Juli 2025, di Kajang, Selangor, dan dihadiri oleh perwakilan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur.
"Tokoh-tokoh masyarakat Madura di Malaysia mengadakan pertemuan terbatas di Kajang, Selangor, untuk menyikapi insiden pengeroyokan terhadap seorang WNI asal Madura oleh sekelompok warga Bangladesh di tapak pembinaan Bangsar, Kuala Lumpur," ujar perwakilan KBRI.
Kawal Proses Hukum, Hindari Aksi Gegabah
Dalam pertemuan tersebut, KBRI menjelaskan langkah-langkah hukum dan diplomatik yang telah ditempuh, termasuk pelaporan resmi ke Polisi Diraja Malaysia (PDRM) dan komunikasi awal dengan pihak Kedutaan Bangladesh.
Tokoh masyarakat Madura menilai bahwa insiden ini bukan sekadar kekerasan fisik terhadap individu, melainkan persoalan yang menyentuh rasa keadilan dan harga diri kolektif komunitas Madura di perantauan.
Meski merasa marah, para tokoh sepakat menyalurkan aspirasi secara terhormat dan tidak mengambil tindakan sepihak.
Hasil kesepakatan pertemuan mencakup lima poin utama:
Mengawal proses hukum agar pelaku diproses secara adil dan kasus tidak berhenti di tengah jalan.
Mendorong KBRI menyampaikan aspirasi resmi kepada Kedutaan Bangladesh agar menunjukkan tanggung jawab moral atas insiden ini.
Merencanakan kunjungan bersama ke lokasi kejadian sebagai bentuk dukungan moral kepada korban dan WNI lainnya, yang dikoordinasikan dengan PDRM.
Mengajak masyarakat Madura untuk menahan diri, menghindari hoaks, dan menyampaikan keluhan melalui jalur resmi sebagai bentuk sikap bermartabat.
Menyerukan persatuan dan solidaritas antar-WNI di Malaysia dalam menuntut keadilan dengan cara yang damai dan rasional.
Komitmen Persatuan dan Penanganan Bermartabat
Ustadz Kholik, salah satu tokoh Madura yang hadir, menegaskan bahwa masyarakat Madura tidak akan tinggal diam bila kehormatannya diinjak.
Namun, menurutnya, masyarakat Madura memilih untuk bertindak dengan tenang dan bersatu demi keselamatan bersama dan perjuangan yang bermartabat.
Kesepakatan tersebut mendapat dukungan penuh dari para tokoh Madura yang hadir dan disaksikan langsung oleh perwakilan KBRI Kuala Lumpur.
Sebelumnya, korban WNI asal Sampang dikeroyok oleh sembilan warga Bangladesh di lokasi proyek di Bangsar karena kesalahpahaman terkait teguran soal kebisingan.
Korban sempat dirawat di rumah sakit dan insiden langsung dilaporkan ke KBRI serta PDRM Brickfields.
Pihak kepolisian Malaysia telah mengamankan sembilan terduga pelaku untuk proses hukum lebih lanjut, sementara KBRI segera bergerak cepat meredam situasi dan memfasilitasi komunikasi antarwarga negara.
- Penulis :
- Aditya Yohan