
Pantau.com - Suhu udara di Indonesia saat fenomena equinox atau hari tanpa bayangan akan meningkat rata-rata mencapai 33-34 derajat celcius.
Menurut Deputi Meteorologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Rahadi Prabowo Mulyono, peningkatan suhu akan terjadi sekitar pukul 12.00 WIB.
"Suhu udara akan meningkat khususnya siang hari pada saat matahari betul-betul di atas benda sekitar pukul 12.00," kata Deputi Meteorologi BMKG Rahadi Prabowo Mulyono di Jakarta, Jumat (23/3/2018).
Baca juga: Begini Pengakuan Kurir yang Telantarkan Ratusan KIP Selama Dua Tahun
Ia melanjutkan bahwa posisi matahari pada saat itu berada pada garis ekuator sehingga terjadi peningkatan suhu. Maka, nantinya suhu akan cenderung lebih hangat.
"Kecenderungannya pada 23 Maret (Di Pontianak) akan lebih hangat dibandingkan hari-hari lainnya," tambah dia.
Peristiwa meningkatnya suhu merupakan fenomena astronomi yang disebut Equionox, Equinox terjadi ketika matahari melintasi garis khatulistiwa dan terjadi dua kali selama setahun.
Fenomena ini akan terjadi di daerah-daerah yang dilewati garis khatulistiwa yakni Pontianak, Bonjol, Riau, Parigi Moutong, Kepulauan Kayoa, Amberi, dan Gebe. Demikian pula dengan kota-kota yang dekat dengan garis khatulistiwa.
Baca juga: Ustadz Abdul Somad Diserang 100 Artis, Begini Ceritanya
Sementara kota lain di Indonesia dapat juga mengalami fenomena serupa pada tanggal berbeda. Di Denpasar fenomena hari tanpa bayangan bakal terjadi pada 26 Oktober. Di Jakarta pada 9 Oktober dan di Sabang pada 8 September mendatang.
Dampak dari fenomena hari tanpa bayangan ini matahari akan lebih terik 9 persen dibandingkan saat titik balik matahari (solstice). Dampak lain, mulai terjadi perubahan musim di wilayah Indonesia.
- Penulis :
- Adryan N