
Pantau - Pemerintah melalui Kementerian Transmigrasi menyiapkan program pengiriman 1.000 transmigran ke Jepang untuk bekerja di sektor pertanian dengan masa kontrak selama tiga tahun.
Program ini merupakan hasil koordinasi antara Menteri Transmigrasi Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara dan Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding.
"Ini berita baik juga untuk masyarakat, saya juga sedang berkoordinasi cukup efektif dengan Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia Abdul Kadir Karding," ungkap Menteri Iftitah.
Penempatan Transmigran Diatur Ketat dan Dimulai Tahun Ini
Kementerian Transmigrasi telah berkomunikasi dengan Kedutaan Besar Jepang untuk memastikan kesiapan penempatan sesuai kebutuhan dan regulasi ketenagakerjaan di Jepang.
" Kami juga sudah kontak dengan kedutaan besar Jepang, kami akan mengirimkan transmigran-transmigran tersebut untuk bekerja di Jepang selama tiga tahun," ujarnya.
Pelaksanaan program ini ditargetkan dimulai tahun ini karena anggaran sudah tersedia.
Pengiriman akan dilakukan secara serentak, dengan pelatihan intensif bagi para calon transmigran.
Pelatihan mencakup penguasaan bahasa Jepang dan keterampilan kerja sektor pertanian, dan akan dilakukan di empat balai pelatihan milik Kementerian Transmigrasi.
"Untuk target yang visibel paling awal (untuk dikirim) sekitar 1.000 (transmigran), nanti kami akan lihat kapasitas masing-masing balai, karena kami memiliki empat balai pelatihan, kalau bisa lebih dari itu nanti akan kita sampaikan dan laporkan," jelas Menteri Iftitah.
Fokus Sektor Pertanian, Proyeksi Devisa Capai Triliunan Rupiah
Pekerjaan di Jepang akan difokuskan pada sektor pertanian yang dinilai menjanjikan dan mampu memberikan penghasilan sekitar Rp20 juta per bulan bagi transmigran.
Dengan investasi pelatihan sebesar Rp150 miliar untuk 1.000 orang, program ini diproyeksikan menghasilkan devisa hingga Rp1,5 triliun.
Rasio manfaat program disebut mencapai 10 kali lipat dari nilai investasi awal.
"Itu kami harapkan nanti mereka bukan hanya mendapatkan penghasilan yang lebih baik, tapi juga transfer knowledge dan teknologi untuk nanti dibawa kembali ke kawasan transmigrasi," ujar Menteri Iftitah.
Ia menambahkan bahwa swasembada yang diharapkan bukan hanya terbatas pada pangan, tetapi juga dalam pembangunan sumber daya manusia unggul yang mampu bersaing secara global.
"Swasembada bukan hanya pangan tapi SDM unggul," ia menegaskan.
- Penulis :
- Shila Glorya