Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

BBKSDA Riau Evakuasi Beruang Madu Terjerat di Indragiri Hulu, Luka Akibat Jerat Nilon

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

BBKSDA Riau Evakuasi Beruang Madu Terjerat di Indragiri Hulu, Luka Akibat Jerat Nilon
Foto: (Sumber: Beruang madu yang ditemukan terjerat di Inderagiri Hulu dievakuasi Tim BB KSDA Riau untuk dilakukan pemeriksaan medis. ANTARA/HO-BB KSDA Riau)

Pantau - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Provinsi Riau berhasil mengevakuasi seekor beruang madu betina (Helarctos malayanus) yang ditemukan terjerat di Kelurahan Batu Rijal Hilir, Kecamatan Peranap, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), pada Selasa (15/7).

Evakuasi dilakukan oleh Tim Penyelamatan Satwa BBKSDA Riau setelah menerima laporan dari warga pada hari sebelumnya, Senin (14/7).

"Dokter hewan BBKSDA Riau telah memeriksa kondisi beruang dan ditemukan luka superficial pada kulit akibat tali jerat nilon. Berdasarkan kondisi luka, satwa diperkirakan terjerat kurang dari 48 jam," ungkap pihak BBKSDA.

Pemulihan di Pusat Penyelamatan Satwa Pekanbaru

Beruang madu yang merupakan satwa dilindungi itu dievakuasi dari area kebun milik warga dengan prosedur yang memperhatikan keselamatan hewan dan tim penyelamat.

Selanjutnya, beruang dibawa ke Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) di Pekanbaru, yang dikelola bersama oleh BBKSDA Riau dan Yayasan Arsari Djojohadikusumo, untuk menjalani proses rehabilitasi dan pemulihan.

BBKSDA Riau mengimbau masyarakat untuk tidak memasang jerat atau melakukan tindakan yang membahayakan satwa liar, terutama yang masuk dalam kategori dilindungi oleh undang-undang.

"Pemasangan jerat terhadap satwa dilindungi memiliki konsekuensi hukum yang tegas," tegasnya.

Kasus Jerat Satwa Liar Terulang

Kejadian ini bukan yang pertama. Berdasarkan catatan ANTARA, pada 6 Maret 2025, seekor beruang madu jantan ditemukan dalam kondisi mengenaskan di Suaka Margasatwa Bukit Rimbang Baling, Kabupaten Kampar.

Beruang tersebut diketahui terjerat dan tertusuk tombak, mengalami luka parah, kehilangan satu kaki depan akibat jeratan lama, serta kaki lainnya membusuk.

BBKSDA Riau menyatakan perlunya edukasi dan pengawasan yang lebih ketat terhadap praktik-praktik berbahaya seperti pemasangan jerat yang masih banyak ditemukan di wilayah-wilayah konflik manusia dan satwa.

Penulis :
Aditya Yohan