Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Indonesia dan Swiss Jajaki Kerja Sama Pengembangan Pendidikan Vokasi dan Energi Terbarukan

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Indonesia dan Swiss Jajaki Kerja Sama Pengembangan Pendidikan Vokasi dan Energi Terbarukan
Foto: (Sumber: Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek), Stella Christie saat menerima audiensi Duta Besar (Dubes) Swiss, Olivier Zehnder di kantor Kemdiktisaintek, Jakarta, Senin (21/7/2025). ANTARA/HO-Kemdiktisaintek RI.)

Pantau - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) tengah menjajaki kerja sama strategis dengan Kedutaan Besar Swiss untuk Indonesia guna mengembangkan sektor pendidikan vokasi dan energi terbarukan.

Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Stella Christie, menyatakan bahwa penguatan pendidikan vokasi dan pengembangan energi terbarukan menjadi dua prioritas penting yang harus dikembangkan secara simultan.

Stella menilai Swiss sebagai negara yang memiliki keunggulan di kedua bidang tersebut.

Ia menekankan pentingnya pelibatan sektor swasta dalam sistem pendidikan vokasi nasional.

Menurutnya, kerja sama dapat dibangun melalui institusi pendidikan tinggi, Swiss-Indonesia Chamber of Commerce (SwissCham), serta Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia.

Stella menyampaikan harapannya agar kerja sama ini mampu melahirkan sistem sertifikasi resmi yang diakui di Swiss atau Uni Eropa untuk lulusan dan dosen dari Indonesia yang mengikuti program.

"Swiss merupakan mitra penting karena beberapa hal. Kami sangat ingin memperbaiki persepsi masyarakat Indonesia terhadap pendidikan vokasi, serta mendorong industri untuk lebih dekat dengan perguruan tinggi vokasi," ungkap Stella.

Fokus Talenta Muda dan Teknologi Energi Bersih

Duta Besar Swiss untuk Indonesia, Olivier Zehnder, menyambut positif usulan tersebut dan menyoroti pentingnya pengembangan talenta muda agar lebih siap masuk ke dunia kerja.

Ia menilai bahwa kerja sama ini membuka peluang kolaborasi riset antara politeknik Indonesia dan universitas ilmu terapan di Swiss.

"Kami berdedikasi untuk fokus di talenta muda agar mereka bisa memiliki gelar yang meningkatkan kemungkinan penyerapan ke dunia kerja," ujar Olivier.

Dalam kesempatan tersebut, Kedubes Swiss juga memaparkan program unggulan mereka di Indonesia, yakni Renewable Energy Skills Development (RESD).

Program RESD telah berjalan selama empat tahun dan melibatkan lima politeknik di Indonesia.

Bidang kerja sama utama mencakup solar photovoltaic (PV), hydro power, dan teknologi baterai.

Sebagai bentuk dukungan terhadap program prioritas Presiden Prabowo Subianto, Kedubes Swiss menyatakan akan memperluas program RESD dengan mengajak lima politeknik baru, khususnya dengan fokus pada PV dan baterai.

Kedua pihak tengah membahas bentuk teknis kerja sama yang akan dilakukan, sambil menunggu pembaruan nota kesepahaman.

Indonesia dan Swiss sepakat untuk segera merancang konsep perjanjian kerja sama agar implementasi program dapat segera dimulai.

Penulis :
Ahmad Yusuf