Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Polres Kawal Ketat Tradisi Sedekah Laut "Nadran 2025" di Muara Angke, 5 Kapal Diarahkan ke Tengah Laut

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Polres Kawal Ketat Tradisi Sedekah Laut "Nadran 2025" di Muara Angke, 5 Kapal Diarahkan ke Tengah Laut
Foto: (Sumber: Kapal-kapal yang digunakan dalam sedekah laut atau Nadran 2025 untuk melarung sesaji ke laut di Dermaga T Muara Angke Jakarta pada Selasa (22/7/2025). ANTARA/Mario Sofia Nasution.)

Pantau - Ratusan personel gabungan dikerahkan oleh Polres Pelabuhan Tanjung Priok untuk mengawal pelaksanaan tradisi budaya "Sedekah Laut Nadran 2025" yang digelar di Dermaga T Muara Angke, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara.

Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok, AKBP Martuasah H Tobing, menegaskan bahwa kegiatan pelarungan sesaji ke laut harus tetap mengutamakan keselamatan.

"Kami ingin memastikan pelaksanaan kegiatan pelestarian budaya ini berjalan aman dan lancar karena menggunakan kapal untuk melarung barang-barang ke laut," ungkapnya.

Ratusan Personel Gabungan Dikerahkan

Sebanyak 100 personel Polres dan 50 personel tambahan dari Direktorat Polairud Polda Metro Jaya dikerahkan untuk pengamanan.

Tak hanya itu, TNI AL juga turut mengawal prosesi pelarungan sesaji di laut.

Martuasah mengimbau para nelayan dan panitia "Nadran" untuk memastikan seluruh kapal yang digunakan benar-benar layak berlayar.

"Jangan ada kapal yang rusak dan melanggar Standar Prosedur Operasional (SOP). Apalagi kapal 'over' kapasitas atau kelebihan muatan yang akan membahayakan keselamatan perjalanan," tegasnya.

Ia menambahkan bahwa meskipun kegiatan ini adalah bentuk pelestarian budaya yang penting, namun tidak boleh mengesampingkan aspek keamanan.

"Jangan dipaksakan jika kapal tidak layak berlayar ke tengah laut," ujarnya.

5 Kapal Larung Sesaji ke Tengah Laut

Ketua Panitia Nadran Muara Angke 2025, Nunu, menyampaikan bahwa lima kapal diberangkatkan dari Dermaga T Muara Angke menuju titik pelarungan sejauh 1 mil ke tengah laut.

Kapal-kapal tersebut membawa sesaji yang terdiri dari satu ekor kerbau, dua ekor kambing yang telah dipotong-potong, bahan makanan, tumbuhan, dan barang-barang lainnya.

"Ini tradisi budaya turun-temurun sebagai bentuk rasa syukur atas hasil laut," jelas Nunu.

Ia berharap melalui kegiatan ini, hasil tangkapan laut para nelayan dapat meningkat dan kehidupan masyarakat pesisir menjadi lebih sejahtera.

"Kami berharap tentu hasil perikanan ke depan semakin baik dan meningkat," pungkasnya.

Penulis :
Aditya Yohan