billboard mobile
FLOII Event 2025 - Paralax
ads
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Pemprov DKI Jakarta Tata Stasiun Karet dan Tanah Abang untuk Permudah Mobilitas Penumpang

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

Pemprov DKI Jakarta Tata Stasiun Karet dan Tanah Abang untuk Permudah Mobilitas Penumpang
Foto: Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo dalam talkshow bertema "Peta Strategis 5 Abad Jakarta Menuju Top 50 Global City 2029" di Balai Kota Jakarta (sumber: ANTARA/Lia Wanadriani Santosa)

Pantau - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tengah melakukan penataan kawasan Stasiun Karet agar dapat terintegrasi dengan Stasiun Sudirman dan BNI City dalam upaya mempermudah mobilitas penumpang di kawasan tersebut.

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo, menyampaikan hal ini dalam Talkshow bertema "Peta Strategis 5 Abad Jakarta Menuju Top 50 Global City 2029" yang digelar di Balai Kota Jakarta pada Selasa.

" Sekarang kami sedang dalam proses penataan untuk kawasan Stasiun Karet, diintegrasikan dengan kawasan Stasiun BNI Sudirman ", ungkapnya.

Integrasi yang dilakukan mencakup sistem pembayaran dan akses penumpang agar dapat berpindah moda transportasi secara lebih mudah.

Untuk menunjang konektivitas antarmoda, Pemprov DKI juga melakukan penataan kawasan Blora yang menjadi titik penting peralihan penumpang menuju MRT.

" Jalan Blora yang tadinya kita prioritaskan untuk kendaraan, dengan konsep car-oriented development menjadi transit-oriented development, maka kita batasi jalannya hanya untuk pejalan kaki ", ia mengungkapkan.

Penataan 13 Stasiun KRL Termasuk Tanah Abang dan Palmerah

Stasiun Karet menjadi salah satu dari total 13 stasiun KRL yang saat ini sedang ditata oleh Pemprov DKI, termasuk Stasiun Palmerah dan Stasiun Tanah Abang.

Di Stasiun Tanah Abang, telah tersedia halte Transjakarta serta jalur khusus untuk mikrotrans agar tidak lagi menggunakan badan jalan umum.

Lokasi parkir juga telah disiapkan bagi pengemudi ojek daring maupun ojek pangkalan guna mendukung keteraturan di kawasan tersebut.

Penataan tersebut membuat kawasan Stasiun Tanah Abang menjadi lebih tertib dan nyaman bagi penumpang.

" Dulu, begitu turun di Stasiun Tanah Abang, kita harus melipir di trotoar yang kecil, dipenuhi oleh mikrolet, pedagang, dan kemudian sulit mau mencari angkutan lanjutannya ", ujar Syafrin.

Pendanaan Melalui Skema KLB, Bukan dari APBD

Penataan kawasan stasiun dilakukan tanpa menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

" Jadi KLB-nya, koefisien luas bangunannya itu dihitung, kemudian ada kompensasi untuk dibangunkan infrastrukturnya ", jelas Syafrin.

Skema ini merupakan bagian dari pembiayaan kreatif dengan memanfaatkan koefisien lantai bangunan (KLB) sebagai kompensasi pembangunan infrastruktur.

Penulis :
Arian Mesa