billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Produksi Obat Murah Akan Ditingkatkan, Lafial TNI AL Siap Jadi Tulang Punggung Farmasi Pertahanan Negara

Oleh Shila Glorya
SHARE   :

Produksi Obat Murah Akan Ditingkatkan, Lafial TNI AL Siap Jadi Tulang Punggung Farmasi Pertahanan Negara
Foto: KSAL Laksamana TNI Muhammad Ali saat saat ditemui di Kesatrian Marinir Hartono, Cilandak, Jakarta Selatan (sumber: ANTARA/Walda Marison)

Pantau - Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali menyatakan bahwa Lembaga Farmasi TNI AL (Lafial) siap memproduksi obat murah dalam jumlah besar sebagai bagian dari konsolidasi farmasi pertahanan negara.

Pernyataan tersebut disampaikan saat ia ditemui di Kesatrian Marinir Hartono, Cilandak, Jakarta Selatan, pada Kamis, 24 Juli 2025.

"Lafial sudah siap, apabila nanti bergabung, digabung oleh di bawah Kemhan semuanya, farmasi," ungkapnya.

Selama ini, Lafial dikenal sebagai produsen obat berkualitas yang melayani kebutuhan medis internal prajurit TNI AL.

Dukungan Kemhan dan Rencana Pengembangan Fasilitas

Untuk mendukung produksi massal, fasilitas laboratorium yang dimiliki Lafial akan segera ditingkatkan.

"Kita sudah ada lab di Pejompongan, Bendungan Hilir nanti akan ditingkatkan dan direnovasi, diperbesar, dan itu semua dukungannya dari Kementerian Pertahanan," ia menjelaskan.

Sebelumnya, Kementerian Pertahanan telah menginstruksikan pengerahan TNI untuk memproduksi obat murah sebagai langkah strategis dalam memenuhi kebutuhan obat nasional.

"Pengerahan TNI ini dilakukan guna memenuhi kebutuhan obat nasional serta menekan harga obat di pasaran," ungkap Laksamana Muhammad Ali.

Laboratorium farmasi yang berada di bawah tiga matra TNI, yaitu TNI AD, TNI AL, dan TNI AU, akan dikonsolidasikan untuk mempercepat produksi obat nasional.

"Kita konsolidasikan menjadi satu farmasi pertahanan negara yang memproduksi obat," ujarnya.

Perluasan Akses dan Pengawasan Ketat

Selama ini, laboratorium farmasi TNI hanya melayani kebutuhan medis internal.

Namun, kini perannya diperluas untuk melayani masyarakat umum dengan produksi obat dalam skala besar.

Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin memastikan bahwa kualitas obat buatan TNI telah memenuhi standar yang berlaku.

Distribusi obat-obatan tersebut akan dilakukan melalui jaringan Koperasi Merah Putih agar lebih mudah dijangkau masyarakat.

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Taruna Ikrar, menyatakan bahwa BPOM akan mengawasi seluruh proses pembuatan obat guna memastikan kepatuhan terhadap standar produksi.

"TNI adalah mitra yang tepat dalam pembuatan obat karena kualitas produksinya telah teruji," ungkap Taruna Ikrar.

Ia juga menambahkan bahwa kehadiran personel TNI dalam jumlah besar sangat membantu proses produksi obat secara nasional.

Dengan kerja sama ini, Taruna Ikrar optimistis bahwa kebutuhan obat di seluruh wilayah Indonesia dapat dipenuhi dengan baik.

Taruna Ikrar berharap kolaborasi ini dapat menghasilkan obat dalam jumlah besar dengan harga terjangkau untuk seluruh masyarakat.

Penulis :
Shila Glorya