Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Penduduk Pasaman Barat Bertambah 3.755 Jiwa, Disdukcapil Tegaskan Pentingnya Data untuk Pembangunan

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Penduduk Pasaman Barat Bertambah 3.755 Jiwa, Disdukcapil Tegaskan Pentingnya Data untuk Pembangunan
Foto: (Sumber: Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Pasaman Barat Sumbar Yulisna (tiga dari kanan). ANTARA/HO-Disdukcapil Pasaman Barat.)

Pantau - Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Pasaman Barat mencatat peningkatan jumlah penduduk sebanyak 3.755 jiwa atau 0,41 persen pada semester I tahun 2025 dibandingkan tahun 2024.

Pertumbuhan Penduduk dan Sebarannya

Jumlah penduduk pada tahun 2024 tercatat sebanyak 454.053 jiwa, dan meningkat menjadi 457.803 jiwa hingga semester I 2025, berdasarkan Data Konsolidasi Bersih (DKB) dari Kementerian Dalam Negeri.

Dari total penduduk tersebut, 230.378 jiwa adalah laki-laki dan 227.430 jiwa adalah perempuan.

Kecamatan Pasaman menjadi wilayah dengan jumlah penduduk terbanyak, yaitu 81.522 jiwa, sedangkan Kecamatan Sasak Ranah Pasisie memiliki jumlah penduduk paling sedikit yaitu 15.962 jiwa.

Di tingkat nagari, Nagari Air Bangis tercatat sebagai nagari dengan penduduk terbanyak sebanyak 30.099 jiwa, sementara Nagari Mudiak Labuah menjadi yang paling sedikit dengan 1.631 jiwa.

Data lengkap kependudukan Kabupaten Pasaman Barat dapat diakses publik melalui tautan resmi s.id/DKB1_2025.

Manfaat Strategis Data Kependudukan

Kepala Disdukcapil Pasaman Barat, Yulisna, menegaskan pentingnya data kependudukan tidak hanya untuk keperluan administrasi pemerintah, tetapi juga bagi masyarakat umum.

“Data ini penting untuk perencanaan pembangunan infrastruktur, fasilitas umum, dan program-program sosial,” ungkapnya.

Jumlah penduduk menjadi indikator utama dalam menentukan alokasi anggaran dari pemerintah pusat ke daerah.

Selain itu, data ini juga digunakan dalam penyelenggaraan pemilu untuk menentukan jumlah pemilih dan alokasi kursi di lembaga legislatif agar hak suara masyarakat terdistribusi secara adil.

Yulisna juga menyoroti pentingnya data kependudukan sebagai referensi penelitian dan pengembangan.

Akademisi dan peneliti dapat memanfaatkan data ini untuk menganalisis berbagai aspek sosial, ekonomi, dan demografi yang menjadi dasar penyusunan kebijakan publik.

“Data ini adalah fondasi utama dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tanpa data yang valid, langkah-langkah pembangunan akan sulit dilakukan secara efektif,” ia menegaskan.

Peningkatan jumlah penduduk di Pasaman Barat mencerminkan dinamika pertumbuhan yang positif.

Namun, tantangannya adalah bagaimana memanfaatkan data ini secara optimal untuk mewujudkan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.

“Dengan dukungan data yang akurat, pemerintah dan masyarakat dapat bersama-sama merancang masa depan yang lebih baik bagi Pasaman Barat,” pungkas Yulisna.

Penulis :
Aditya Yohan