
Pantau - Kebakaran lahan yang terjadi di Jalan Bandara Singkawang, Kalimantan Barat, telah meluas hingga mencapai 5 hektare dan mulai menyebabkan kabut asap yang menyelimuti wilayah Kota Singkawang.
Kebakaran Meluas, Pemadaman Terkendala Lahan Gambut
Kepala Daops Manggala Agni Kalimantan IX/Singkawang, Yuyu Wahyudin, menyatakan bahwa kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di sekitar jembatan 9, Jalan Bandara Singkawang, semakin meluas.
"Kejadian karhutla di Jalan Bandara Singkawang khususnya di jembatan 9 sudah meluas hingga 5 hektare," ungkapnya.
Hingga saat ini, tim hanya berhasil memadamkan sekitar 0,35 hektare dari total area yang terbakar.
Upaya pemadaman mengalami kesulitan karena jenis lahan yang terbakar merupakan tanah gambut dengan kedalaman mencapai tiga meter.
"Karena jenis lahan yang terbakar merupakan tanah gambut yang memiliki kedalaman lebih kurang 3 meter," jelas Yuyu.
Tim pemadam akan melanjutkan operasi pemadaman keesokan harinya untuk mencegah penyebaran api ke area yang lebih luas.
Langkah Pemerintah Kota dan Harapan Bantuan Udara
Wali Kota Singkawang, Tjhai Chui Mie, menyatakan bahwa Pemerintah Kota akan mengambil langkah-langkah teknis guna membatasi penyebaran api.
"Kebakaran lahan di sekitaran jalan bandara ini terus meningkat, dan kita akan buat semacam parit agar api tidak meluas," ia mengungkapkan.
Selain membuat pembatas lahan, Pemerintah Kota juga berencana membangun sumur bor agar tim pemadam lebih mudah mengakses sumber air.
Tjhai Chui Mie juga berharap bantuan pemadaman dari udara dapat segera dikerahkan untuk mempercepat proses penanganan.
"Water Bombing kita harapkan hari ini sudah bisa datang, supaya cepat padam dan tidak mengganggu penerbangan," ujarnya.
Ia menegaskan pentingnya peningkatan pengawasan oleh Camat dan Forkopimcam terhadap aktivitas masyarakat yang berpotensi menimbulkan kebakaran lahan.
Edukasi kepada masyarakat juga dinilai penting agar warga memahami dampak kebakaran terhadap ekosistem dan kesehatan.
"Semua pihak harus ikut terlibat dalam mengawasi lingkungannya jangan sampai ada pihak yang berani melakukan pembakaran lahan, karena ini sedang musim kemarau," tambahnya.
- Penulis :
- Arian Mesa