
Pantau - Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Abdul Muhaimin Iskandar, menyatakan bahwa pemerintah terus memperkuat strategi pemberdayaan masyarakat menyusul penurunan angka kemiskinan di Indonesia berdasarkan data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS).
"Sebanyak 210 ribu orang yang telah keluar dari belenggu kemiskinan akan kita fokuskan untuk menjadi berdaya dan sejahtera," ungkap Muhaimin dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (27/7).
Pernyataan tersebut disampaikan sebagai respons atas rilis BPS yang menunjukkan penurunan jumlah penduduk miskin sebesar 0,20 juta orang pada Maret 2025 dibandingkan data September 2024.
Fokus pada Transformasi Masyarakat Miskin
Muhaimin menegaskan bahwa orkestrasi pemberdayaan yang dilakukan Kemenko PM bertujuan mempercepat transformasi masyarakat miskin menjadi masyarakat sejahtera dan mandiri.
Upaya pemberdayaan tersebut juga menyasar secara khusus 2,38 juta warga yang masuk dalam kategori kemiskinan ekstrem.
Menurut BPS, jumlah penduduk dalam kemiskinan ekstrem itu telah menurun sebanyak 0,40 juta orang dibandingkan September 2024.
"Kami terus melakukan pemberdayaan melalui koordinasi lintas kementerian dan lembaga sesuai amanat Inpres 8/2025 tentang Optimalisasi Pengentasan Kemiskinan dan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem," jelasnya.
Kolaborasi CSR dan Dana Keumatan
Muhaimin menyebut bahwa model pengentasan kemiskinan terus diperkuat melalui pendekatan berbasis pemberdayaan, termasuk optimalisasi dana keumatan yang digerakkan bersama lembaga filantropi seperti Baznas dan Forum Zakat.
Selain itu, pihaknya juga menggandeng sektor swasta melalui program corporate social responsibility (CSR) untuk menciptakan dampak langsung bagi masyarakat.
"Model-model upaya pengentasan kemiskinan terus kami perkuat dan kembangkan dengan mengorkestrasikan kementerian/lembaga terkait agar target kemiskinan ekstrem 0 persen pada 2026 dapat tercapai," tegasnya.
Angka kemiskinan terbaru, lanjut Muhaimin, akan digunakan sebagai dasar data untuk memastikan kebijakan pengentasan kemiskinan berjalan terpadu, tepat sasaran, dan berkelanjutan.
Menurutnya, kebijakan yang berbasis data sangat penting dalam mengurangi kantong-kantong kemiskinan serta mendorong peningkatan ekonomi masyarakat.
- Penulis :
- Arian Mesa