
Pantau - Anggota Komisi III DPR RI, Rudianto Lallo, menyatakan dukungan penuh terhadap upaya aparat penegak hukum dalam membongkar praktik beras oplosan, namun mengingatkan agar langkah penegakan hukum dilakukan secara humanis dan tidak mengganggu stabilitas pasokan beras nasional.
"Jangan sampai kemudian langkah tersebut malah membuat situasi tidak kondusif, misalkan tidak kondusif itu akhirnya beras susah dicari lagi," ujarnya dalam pernyataan resminya.
Rudianto menekankan bahwa perlindungan terhadap hak-hak konsumen harus menjadi prioritas utama dalam penanganan kasus semacam ini.
Konsumen Harus Dilindungi, Perusahaan Nakal Wajib Ditindak
Menurut Rudianto, penindakan tegas sangat diperlukan untuk memberi efek jera kepada pelaku, terutama karena praktik oplosan berpotensi merugikan konsumen akibat penurunan kualitas produk.
"Kalau ada yang terbukti melanggar ya harus ada tindakan tegas. Supaya tidak ada lagi yang bermain-main dalam penjualan beras kepada masyarakat," tegasnya.
Ia juga meminta agar penindakan tidak hanya menyasar pelaku di level bawah, tetapi juga menyentuh akar permasalahan, termasuk perusahaan besar yang terbukti melakukan pelanggaran.
"Pabriknya atau apanya, perusahaan yang nakalnya kan, perusahaan yang terbukti melanggar itu yang harus ditindak," tambahnya.
Kasus Terungkap di Riau, 9 Ton Beras Disita
Sebelumnya, Kepolisian Daerah Riau mengungkap kasus beras oplosan di kawasan Tenayan Raya, Pekanbaru, dan menetapkan seorang distributor berinisial R sebagai tersangka.
Dalam operasi tersebut, polisi menyita sembilan ton beras oplosan dari lokasi kejadian.
Modus operandi pelaku adalah mencampur beras jenis medium dengan beras berkualitas buruk atau reject, kemudian mengemas ulang dan menjualnya sebagai beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan).
Beras tersebut dikemas ulang menggunakan karung bermerek premium seperti Aira, Family, Anak Dara Merah, dan Kuriak Kusuik, untuk menipu konsumen.
Dengan temuan ini, DPR RI mendorong penegakan hukum yang konsisten dan menyeluruh untuk memastikan keamanan pangan dan kepercayaan masyarakat terhadap distribusi beras nasional tetap terjaga.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf