billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

BNPB Ingatkan Pemerintah Daerah Waspadai Anomali Cuaca dan Bencana Hidrometeorologi Saat Puncak Kemarau

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

BNPB Ingatkan Pemerintah Daerah Waspadai Anomali Cuaca dan Bencana Hidrometeorologi Saat Puncak Kemarau
Foto: (Sumber: Ilustrasi - Material bebatuan dan batang-batang pohon dari lereng Gunung Marapi hanyur terbawa banjir bandang hingga ke hilir di Desa Bukik Batabuah, Kota Bukittinggi, Sumatera Barat. ANTARA/M Riezko Bima Elko Prasetyo)

Pantau - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengeluarkan peringatan kepada pemerintah daerah dan masyarakat untuk mewaspadai anomali cuaca yang memicu bencana hidrometeorologi basah di tengah puncak musim kemarau.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menyatakan, bencana seperti banjir dan angin kencang masih terjadi meskipun saat ini Indonesia sedang berada di musim kemarau.

"Bencana hidrometeorologi basah terjadi di tengah musim kemarau, kepada seluruh pemerintah daerah dan masyarakat untuk selalu waspada dan meningkatkan kesiapsiagaan," ungkapnya.

Banjir dan Angin Kencang Landa Beberapa Wilayah

Di Kabupaten Seluma, Bengkulu, banjir terjadi pada Kamis malam, 31 Juli 2025, akibat hujan dengan intensitas sangat deras.

Dampak banjir meliputi 206 rumah warga terendam, 1 kantor desa dan 1 balai desa terdampak, 5 akses jalan tergenang, 1 fasilitas pendidikan terdampak, serta 1 jembatan gantung putus.

Wilayah terdampak tersebar di Kecamatan Sukaraja, Air Periukan, Lubuk Sandi, Seluma Barat, Seluma, dan Seluma Utara.

Di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, banjir juga melanda akibat meluapnya sungai.

Sebanyak 82 kepala keluarga atau 322 jiwa terdampak banjir di wilayah tersebut.

Petugas dari tim reaksi cepat BPBD juga menangani kejadian kebakaran lahan di wilayah yang sama.

Sementara itu, angin kencang menerjang Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, pada Rabu, 30 Juli 2025, dan mengakibatkan 41 rumah rusak.

Warga bersama petugas gabungan masih melakukan pembersihan material dan perbaikan rumah secara gotong royong.

Imbauan Mitigasi di Tengah Kemarau

Abdul Muhari menekankan pentingnya langkah mitigasi di tengah potensi bencana saat musim kemarau.

Ia menyarankan pemerintah daerah dan masyarakat melakukan pembersihan drainase, pemangkasan pohon-pohon yang rapuh, serta terus menyosialisasikan larangan membakar lahan.

Langkah-langkah tersebut bertujuan meminimalkan risiko bencana selama puncak musim kemarau yang diperkirakan berlangsung hingga Agustus 2025.

Penulis :
Ahmad Yusuf