Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

BMKG Deteksi Lonjakan Titik Panas di Kalimantan dan Sumatera, Risiko Karhutla Meningkat Tajam

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

BMKG Deteksi Lonjakan Titik Panas di Kalimantan dan Sumatera, Risiko Karhutla Meningkat Tajam
Foto: (Sumber: Personil pemadam kebakaran swasta berjalan di area kebakaran hutan dan lahan (karhutla) gambut di Jalan Perdana ujung, Kecamatan Pontianak Tenggara, Kalimantan Barat, Kamis (31/7/2025). BMKG Kalbar mencatat per 30 Juli 2025 terdapat sebaran titik panas sebanyak 878 titik akibat karhutla yang tersebar di 14 kabupaten/kota di Kalimantan Barat. ANTARA FOTO/Jessica Wuysang/sgd)

Pantau - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan peningkatan signifikan titik panas yang berpotensi menyebabkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla), terutama di wilayah Kalimantan dan Sumatera.

Direktur Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani menyampaikan bahwa berdasarkan pemantauan satelit Himawari-9 per 30 Juli 2025, Kalimantan terdeteksi memiliki 22 titik panas, Sumatera 9 titik panas, dan tambahan 2 titik panas di wilayah Sulawesi.

"Jumlah titik panas tersebut meningkat signifikan dibanding pekan sebelumnya", ungkap Andri.

Peningkatan titik panas ini bertepatan dengan puncak musim kemarau yang memicu kondisi lahan semakin kering dan mudah terbakar.

Pola Atmosfer Dorong Risiko Karhutla

Andri menjelaskan bahwa beberapa dinamika atmosfer turut memperkuat tren pengeringan lahan di Indonesia.

Aliran massa udara dari wilayah Pasifik yang menguat menyebabkan berkurangnya pembentukan awan hujan di beberapa wilayah.

Selain itu, sirkulasi siklonik di Samudra Hindia mempercepat proses penguapan, khususnya di wilayah barat Indonesia.

Pola meteorologi ini memperbesar risiko karhutla yang terjadi secara sporadis namun dapat meluas dengan cepat, terutama di lahan gambut dan hutan produksi yang kaya akan bahan bakar kering.

BMKG mengimbau masyarakat dan otoritas setempat untuk meningkatkan kewaspadaan di wilayah-wilayah yang mengalami penurunan curah hujan dan kelembapan rendah.

Salah satu daerah yang menjadi perhatian khusus adalah Provinsi Jambi.

Jambi Masuk Zona Risiko Tinggi

Hasil pemantauan BMKG dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah di Provinsi Jambi diperkirakan mengalami penurunan drastis curah hujan pada sepuluh hari pertama bulan Agustus, yaitu hanya sekitar 20–50 milimeter.

Selain itu, peta spasial pada periode 30 Juli hingga 5 Agustus menunjukkan bahwa banyak wilayah di Jambi masuk dalam kategori kemudahan terbakar tinggi.

BMKG meminta pemerintah daerah dan masyarakat untuk memperkuat sistem deteksi dini dan respons cepat guna mencegah penyebaran karhutla secara luas.

Penulis :
Ahmad Yusuf