
Pantau - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan bahwa Kecamatan Lape, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), mengalami kekeringan ekstrem setelah tercatat tidak mengalami hujan selama 118 hari berturut-turut.
Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi NTB, Afriyas Ulfah, menyebutkan bahwa rata-rata wilayah di NTB saat ini hanya mengalami 1–10 hari tanpa hujan, namun situasi di Kecamatan Lape sangat berbeda dan masuk dalam kategori kekeringan ekstrem, yaitu wilayah dengan lebih dari 60 hari tanpa hujan.
"Wilayah yang mengalami hari tanpa hujan dengan kategori kekeringan ekstrim (lebih dari 60 hari tanpa hujan), antara lain Kabupaten Sumbawa yaitu di Pos Hujan Lape (118 hari)," ungkap Afriyas.
Letak Geografis dan Muson Timur Jadi Penyebab Minimnya Hujan
Kecamatan Lape merupakan satu-satunya wilayah di NTB yang saat ini masuk dalam kategori peringatan dini kekeringan meteorologis, baik level waspada, siaga, maupun awas.
Hal ini disebabkan oleh kondisi geografis Lape yang terletak di dataran rendah dan diapit oleh pegunungan.
Ketika angin lembap dari Samudra Hindia naik ke pegunungan, hujan cenderung turun terlebih dahulu di wilayah selatan.
Saat angin mencapai Kecamatan Lape, kandungan uap air sudah sangat berkurang sehingga hujan jarang terjadi.
Selain itu, dominasi angin muson timur yang kering dari Australia turut memperpanjang musim kering di wilayah tersebut.
Afriyas menjelaskan bahwa secara umum, seluruh wilayah NTB saat ini masih berada dalam periode musim kemarau, meskipun beberapa lokasi mulai mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi.
BMKG memprediksi adanya potensi hujan cukup besar di seluruh wilayah NTB pada dasarian III September 2025, yaitu periode antara tanggal 21–30 September.
Peluang hujan dengan intensitas lebih dari 20 mm per dasarian diperkirakan mencapai 80 hingga 90 persen.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf