billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Anomali Cuaca Picu Banjir dan Karhutla Serentak, BNPB Imbau Pemda Tingkatkan Kesiapsiagaan

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Anomali Cuaca Picu Banjir dan Karhutla Serentak, BNPB Imbau Pemda Tingkatkan Kesiapsiagaan
Foto: (Sumber: Petugas Manggala Agni Daops Kota Jambi memadamkan api kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di lahan gambut Desa Gambut Jaya, Muaro Jambi, Jambi, Rabu (30/7/2025). ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan/foc/aa.)

Pantau - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau seluruh pemerintah daerah untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana banjir dan kebakaran hutan serta lahan (karhutla) yang dapat terjadi secara bersamaan akibat anomali cuaca.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menjelaskan bahwa kondisi cuaca saat ini dipengaruhi oleh dinamika atmosfer yang tidak biasa.

"Faktor anomali suhu muka laut sekarang berada di atas normal, jadi potensi hujan ekstrem bisa muncul di luar pola musiman. Ini harus diantisipasi," ungkapnya, Selasa (5/8).

Pemantauan meteorologi menunjukkan bahwa sejumlah wilayah Indonesia meski tengah memasuki musim kemarau, justru mengalami hujan deras secara tiba-tiba.

Wilayah Rawan dan Ancaman Ganda Bencana

Wilayah yang menjadi perhatian khusus BNPB mencakup Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi Selatan (Sulsel), dan sebagian Jawa Timur (Jatim), yang dalam seminggu terakhir dilanda hujan lebat disertai angin kencang.

Sementara itu, wilayah pegunungan di Papua dan Kalimantan juga mengalami peningkatan curah hujan akibat gangguan cuaca lokal dan regional.

BNPB memperingatkan bahwa tanpa mitigasi yang memadai, fenomena ini berpotensi menimbulkan bencana mendadak seperti banjir bandang, longsor, dan angin puting beliung.

"Kami sudah berkoordinasi dengan BPBD provinsi dan kabupaten untuk meningkatkan monitoring, early warning system, dan kesiapan logistik," ujar Abdul Muhari.

BNPB juga mengimbau masyarakat agar segera melaporkan potensi bahaya akibat cuaca ekstrem serta mengikuti arahan evakuasi apabila situasi memburuk.

9 Provinsi Jadi Fokus Penanganan Karhutla

Terkait ancaman karhutla, tahun ini terdapat sembilan provinsi yang masuk dalam penanganan khusus.

Enam provinsi prioritas dengan lahan gambut rawan terbakar adalah Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah.

Tiga provinsi tambahan meliputi Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

Berdasarkan data Kementerian Kehutanan per 1 Agustus 2025, sekitar 8.955 hektare lahan terbakar, dengan 80,15 persen di antaranya merupakan lahan gambut.

Provinsi dengan lahan terbakar terbanyak adalah Kalimantan Barat (1.149 hektare), diikuti oleh Riau (751 hektare), Sumatera Barat (511 hektare), Sumatera Utara (309 hektare), Kalimantan Tengah (146 hektare), serta Jambi dan Sumatera Selatan masing-masing 43 hektare.

"Skemanya sama, dilakukan operasi modifikasi cuaca jika diperlukan untuk meningkatkan potensi hujan, penyiraman udara juga disiagakan tim satuan tugas penyiraman darat," jelas Abdul.

BNPB menegaskan bahwa sinergi lintas sektor dan kesigapan di level daerah menjadi kunci untuk meminimalkan dampak dari bencana hidrometeorologi ganda ini.

Penulis :
Aditya Yohan
Editor :
Tria Dianti