Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Indonesia Tidak Akan Bentuk Matra Siber, Menhan Tegaskan Cukup Kolaborasi Sipil dan Militer

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

Indonesia Tidak Akan Bentuk Matra Siber, Menhan Tegaskan Cukup Kolaborasi Sipil dan Militer
Foto: Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo dan Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin memperkuat sinergi infrastruktur untuk pertahanan negara (sumber: Kementerian PU)

Pantau - Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin menegaskan bahwa Indonesia tidak memiliki rencana untuk membentuk matra siber dalam struktur Tentara Nasional Indonesia (TNI), seperti yang dilakukan oleh Singapura.

Ia menyatakan bahwa Indonesia lebih memilih pendekatan kolaboratif antar satuan siber yang sudah tersebar di tiap matra TNI.

"Ya kita tinggal kolaborasi aja, tidak usah bikin kepala staf angkatan (matra) baru", ungkapnya.

Konsep Pertahanan Disesuaikan dengan Kebutuhan Nasional

Sjafrie menjelaskan bahwa tiap negara memiliki strategi pertahanan yang berbeda sesuai kebutuhan dan kondisi masing-masing.

Menurutnya, konsep yang digunakan oleh TNI saat ini lebih cocok diterapkan di Indonesia karena memungkinkan keterlibatan unsur sipil dalam pertahanan siber.

"Jadi Indonesia ini harus 'dikeroyok' pertahanannya oleh sipil dan militer. Ini adalah potensi-potensi untuk memperkuat TNI apabila negara dalam keadaan emergensi", ia mengungkapkan.

Selain itu, keterlibatan sipil dinilai memberikan keunggulan dalam pengembangan dan penguatan pertahanan siber nasional.

Perkuat Pertahanan Siber Lewat Kerja Sama dengan Singapura

Untuk meningkatkan kapasitas pertahanan siber, Kementerian Pertahanan bekerja sama dengan Singapura yang telah memiliki sistem pertahanan siber lebih mapan.

Kerja sama tersebut mencakup pelatihan, pendidikan, dan pertukaran prajurit untuk memperkuat keahlian teknis personel TNI di bidang siber.

Sjafrie optimistis kerja sama ini akan memperkuat pertahanan digital Indonesia ke depan.

Pertemuan antara Menhan Sjafrie dengan Panglima Militer Singapura, Vice Admiral Aaron Beng, pada Selasa, 22 Juli di Gedung Kemhan menjadi awal dibukanya peluang kerja sama tersebut.

Keduanya sepakat untuk menjalin kolaborasi di sektor pertahanan siber demi menghadapi ancaman digital yang semakin kompleks.

Penulis :
Arian Mesa