billboard mobile
FLOII Event 2025 - Paralax
ads
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Menteri KKP Trenggono: Manusia Pasti Akan Beralih ke Pangan Biru Akibat Tekanan Lingkungan dan Kebutuhan Global

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Menteri KKP Trenggono: Manusia Pasti Akan Beralih ke Pangan Biru Akibat Tekanan Lingkungan dan Kebutuhan Global
Foto: (Sumber: Tangkapan layar Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono dalam Peluncuran Blue Food Assessment (BFA) Indonesia dan Indonesia Blue Economy Index (IBEI) di Jakarta, Rabu (6/8/2025). ANTARA/M. Baqir Idrus Alatas.)

Pantau - Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono menyatakan bahwa tren konsumsi global akan beralih ke pangan biru (blue food) sebagai respons terhadap tekanan lingkungan dan lonjakan kebutuhan protein akibat pertumbuhan penduduk dunia.

Pernyataan ini disampaikan Trenggono dalam acara Peluncuran Blue Food Assessment (BFA) Indonesia dan Indonesia Blue Economy Index (IBEI) yang digelar di Jakarta pada Rabu.

Trenggono menekankan bahwa pertumbuhan jumlah manusia yang diproyeksikan mencapai 9,7 miliar pada tahun 2050 tidak diiringi dengan peningkatan daya dukung bumi.

"Dampaknya adalah sudah pasti kerusakan lingkungan, land use terus akan berkurang, dan sekarang manusia pasti akan bergeser ke blue food", ungkapnya.

Pangan Biru Dianggap Solusi Masa Depan, Indonesia Punya Peran Strategis

Trenggono menyatakan bahwa karbohidrat perlahan akan ditinggalkan karena dinilai kurang sehat dan bergantung pada keterbatasan lahan.

Ia mengutip proyeksi Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) yang memperkirakan kebutuhan protein global akan meningkat hingga 70 persen dalam beberapa dekade ke depan.

Menurutnya, pangan biru merupakan solusi masa depan karena kaya nutrisi, rendah emisi karbon, dan berkelanjutan.

"Pangan biru ini memiliki potensi nilai global diperkirakan mencapai 419 miliar dolar (AS) pada tahun 2030. Indonesia sebagai konsumen utama ikan mencatat produksi stabil 20-25 juta ton per tahun yang menyumbang juga ekspor kira-kira 5,95 miliar dolar (AS) di tahun 2024, dan menjadikannya negara pengekspor bersih produk perikanan", ujarnya.

Kendala Internal Hambat Transisi, Pengusaha Ikan Medium-Low Jadi Tantangan

Trenggono mengapresiasi Bappenas yang telah memahami urgensi isu ini, dan menyebut bahwa selama empat tahun terakhir ia telah berusaha menjelaskan pentingnya transisi ke pangan biru ke berbagai lembaga.

Namun, ia mengakui masih menghadapi tantangan besar di dalam negeri.

Salah satu hambatan utama adalah sulitnya mengendalikan pengusaha penangkapan ikan kategori medium-low.

Di sisi lain, nelayan tradisional dinilai masih dapat dikelola dengan baik.

Trenggono menegaskan bahwa transisi menuju pangan biru tidak hanya soal kelautan dan perikanan, melainkan bagian penting dari sistem pangan global yang berkelanjutan dan adil bagi masyarakat pesisir.

Penulis :
Ahmad Yusuf