Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Angka Pernikahan Anak Turun Tiga Tahun Berturut, Kemenag Gencarkan Bimbingan Remaja Sekolah

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

Angka Pernikahan Anak Turun Tiga Tahun Berturut, Kemenag Gencarkan Bimbingan Remaja Sekolah
Foto: Direktur Bina KUA dan Keluarga Sakinah Kemenag Cecep Khairul Anwar dalam bimbingan teknis Fasilitator Bimbingan Remaja Usia Sekolah (BRUS) di Jakarta (sumber: Kemenag)

Pantau - Tren pernikahan anak di Indonesia mengalami penurunan signifikan selama tiga tahun terakhir berdasarkan data dari Sistem Informasi Manajemen Nikah (SIMKAH) Kementerian Agama (Kemenag).

Direktur Bina KUA dan Keluarga Sakinah Kemenag, Cecep Khairul Anwar, menyampaikan data tersebut dalam kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Fasilitator Bimbingan Remaja Usia Sekolah (BRUS) di Jakarta, Rabu.

"Tren positif ditunjukkan dalam data perkawinan anak di Indonesia berdasarkan catatan Sistem Informasi Manajemen Nikah (SIMKAH) Kementerian Agama," ungkapnya.

Acara Bimtek ini diikuti oleh 100 penghulu dari berbagai daerah dan bertujuan membekali mereka untuk menjadi fasilitator dalam membimbing remaja usia sekolah.

Data Penurunan Pernikahan Anak

Berdasarkan catatan SIMKAH Kemenag, terjadi penurunan jumlah pasangan anak yang menikah selama tiga tahun terakhir.

Pada tahun 2022 tercatat 8.804 pasangan anak yang menikah.

Jumlah tersebut menurun menjadi 5.489 pasangan pada tahun 2023.

Kemudian pada tahun 2024, kembali turun menjadi 4.150 pasangan.

Cecep menyatakan bahwa Kemenag berkomitmen untuk terus menekan angka pernikahan anak melalui program-program pembinaan, khususnya melalui BRUS.

Upaya Pencegahan Melalui Program BRUS

Dalam penjelasannya, Cecep menyebutkan bahwa para fasilitator BRUS dibekali keterampilan mendampingi remaja agar memiliki konsep diri yang sehat serta pemahaman agama yang relevan dengan usia mereka.

"Bimtek ini membekali fasilitator agar mampu mengajak remaja mengenali dan memahami karakter diri mereka. Pemahaman terhadap diri sendiri berkaitan erat dengan ketahanan diri dalam mengambil keputusan, termasuk soal pernikahan," katanya.

Program BRUS difokuskan pada pembinaan remaja agar terhindar dari berbagai risiko sosial.

Risiko tersebut meliputi pernikahan usia dini, seks bebas, perundungan, judi daring, dan penyalahgunaan narkoba.

Cecep menekankan bahwa pembinaan remaja yang menyeluruh akan memperkuat ketahanan generasi muda.

"Ketika generasi muda kuat secara mental, spiritual, dan sosial, maka masa depan bangsa akan lebih terjamin," kata dia.

Penulis :
Arian Mesa