
Pantau - Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung Wibowo, menargetkan lebih dari 75 persen Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di Jakarta mampu memberikan dividen atau laba bersih dalam kurun waktu satu tahun ke depan.
Upaya Perbaikan Kinerja dan Target IPO
Pramono menyatakan optimisme bahwa sejumlah BUMD akan menunjukkan perbaikan signifikan dalam kinerja keuangan, bahkan dua di antaranya ditargetkan dapat melantai di bursa saham.
"Mudah-mudahan setelah satu tahun ke depan ada dua yang bisa 'go public', maka saya berharap di atas 75 persen lebih BUMD bisa memberikan dividen seperti yang diharapkan oleh Pemerintah Jakarta," ungkapnya.
Saat ini terdapat 14 BUMD di Jakarta yang bergerak di berbagai sektor.
Sekitar separuh dari jumlah tersebut telah masuk kategori "buku biru", yaitu dalam kondisi sehat secara laporan keuangan.
Namun, beberapa BUMD besar masih mengalami kesulitan dalam mencatatkan kinerja positif.
Pengurangan Penugasan dan Penataan Aset
Salah satu penyebab utama kesulitan tersebut adalah beban penugasan dari pemerintah yang dianggap membatasi ruang gerak korporasi BUMD.
Pramono menyatakan bahwa ke depan penugasan-penugasan dari pemerintah akan dikurangi secara bertahap.
Langkah ini diambil agar BUMD bisa lebih fokus pada efisiensi operasional dan peningkatan produktivitas.
Selain itu, penataan aset juga menjadi perhatian penting dalam proses pembenahan.
Pramono menyoroti sejumlah aset yang selama ini menjadi beban bagi BUMD jika dikelola langsung, namun justru bisa menjadi nilai tambah jika dikelola oleh Pemerintah Provinsi.
"Karena asetnya kalau dipegang oleh mereka menjadi negatif, kalau dipegang oleh Jakarta menjadi mereka bisa positif, maka yang seperti ini sedang kita atur," ia mengungkapkan.
Pramono menargetkan Bank Jakarta dan PAM Jaya sebagai dua BUMD yang siap melakukan Initial Public Offering (IPO) tahun depan.
"Mudah-mudahan setelah satu tahun depan ada dua yang bisa 'go public'," ujarnya.
- Penulis :
- Shila Glorya










