
Pantau - Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Stella Christie mengajak perguruan tinggi di Indonesia untuk meniru model kampus-kampus top dunia dalam menarik investasi melalui pengembangan riset dan pengetahuan.
Ajakan tersebut disampaikan dalam Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia (KSTI) 2025 yang digelar di Sasana Budaya Ganesa, Bandung, Jawa Barat, pada Jumat (8/8/2025).
Stella menekankan bahwa universitas di negara-negara maju berhasil menjadi penggerak ekonomi karena mampu menjadikan pengetahuan sebagai aset strategis yang menarik investasi besar-besaran.
"Hingga hari ini, telah menghasilkan 2,7 triliun dolar AS dalam pendapatan tahunan. Itu membuat Stanford, salah satu universitas dari 10 ekonomi terbesar di dunia," ungkapnya.
Pengetahuan Jadi Magnet Investasi
Ia juga menyebut Massachusetts Institute of Technology (MIT) sebagai universitas dengan pemasukan fantastis hingga 2 triliun dolar AS per tahun.
Kansas University, meskipun bukan kampus besar, juga mampu menghasilkan 7,8 juta dolar AS per tahun berkat kekuatan riset dan inovasi.
"Pengetahuan itu menarik uang, pengetahuan itu menarik investasi," ujar Stella.
Menurutnya, universitas yang mampu memproduksi dan mengimplementasikan pengetahuan secara tepat akan mendatangkan keuntungan besar, tidak hanya bagi dunia industri, tetapi juga untuk penguatan ekosistem pendidikan tinggi itu sendiri.
"Hanya jika Anda memiliki pengetahuan, hanya jika kita menghasilkan pengetahuan, kita bisa menarik investasi. Jika kita tidak memiliki pengetahuan yang dihasilkan, kita tidak dapat menarik investasi," tegasnya.
KSTI 2025 Fokuskan Sinergi Kampus dan Industri
Konvensi KSTI 2025 yang diselenggarakan pada 7–9 Agustus 2025 dihadiri lebih dari 350 pimpinan perguruan tinggi dan 1.000 peneliti terbaik dari seluruh Indonesia.
Konvensi ini berfokus pada integrasi riset, pendidikan tinggi, dan industri dalam delapan sektor prioritas nasional, yaitu:
- Pangan
- Energi
- Kesehatan
- Pertahanan
- Maritim
- Hilirisasi dan industrialisasi
- Digitalisasi (termasuk artificial intelligence dan semikonduktor)
- Material dan manufaktur maju
Delapan sektor tersebut dipilih berdasarkan kebutuhan strategis Indonesia dalam rangka mencapai kemandirian teknologi dan meningkatkan daya saing global.
- Penulis :
- Aditya Yohan