billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Tim Doktor Mengabdi UB Dampingi Petani Kalipuro Tingkatkan Produktivitas Kopi secara Organik

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Tim Doktor Mengabdi UB Dampingi Petani Kalipuro Tingkatkan Produktivitas Kopi secara Organik
Foto: (Sumber: Program Doktor Mengabdi Universitas Brawijaya (UB) melatih petani kopi di Banyuwangi cara pemangkasan untuk meningkatkan produktivitas tanaman kopi. ANTARA/HO-Universitas Brawijaya)

Pantau - Tim Doktor Mengabdi Universitas Brawijaya (UB) dari berbagai fakultas mendampingi petani kopi di Kelurahan Kalipuro, Banyuwangi, Jawa Timur, untuk meningkatkan produktivitas tanaman kopi melalui penerapan teknologi dan praktik budi daya modern.

Produktivitas Rendah karena Metode Konvensional

Ketua Tim, Prof. Dr. Setyono Yudo Tyasmoro, menjelaskan bahwa Kalipuro dikenal sebagai penghasil kopi rakyat, namun produktivitas masih rendah karena pengelolaan konvensional dan minim inovasi teknologi.

"Produktivitas kopi di daerah ini masih rendah karena dikelola secara konvensional dan kurang penerapan inovasi teknologi," ujarnya.

Petani belum memahami teknik perawatan percabangan sehingga kanopi tanaman tidak ideal untuk fotosintesis, dan masih menggunakan pupuk organik yang belum matang karena tidak melalui fermentasi.

Akibatnya, produktivitas hanya 1–1,5 kilogram per pohon.

"Budi daya kopi masih mengandalkan metode turun-temurun sehingga hasil belum optimal. Pupuk organik yang tepat dapat memperbaiki kualitas tanah, membuat pemupukan efisien, dan menekan biaya produksi," tambahnya.

Pelatihan, Inovasi Pupuk, dan Pendampingan

Tim memberikan pelatihan dan modul budi daya kopi, meliputi teknik pemangkasan, perawatan tanaman, dan peningkatan produktivitas.

Modul pembuatan pupuk organik padat mengajarkan pemantauan suhu, pH, dan kelembaban selama fermentasi.

"Kurangnya pemahaman pemangkasan bentuk, produksi, dan peremajaan membuat kanopi kopi tidak merata, memengaruhi fotosintesis, dan menurunkan hasil buah kopi," jelasnya.

Prof. Yudo, pemegang hak paten sederhana metode pembuatan pupuk organik nomor IDS000008710, mendampingi mahasiswa membuat pupuk sesuai SNI 7763-2018, memenuhi standar kadar C-organik, N, P, K, rasio C/N, dan bebas logam berat.

Fermentasi dilakukan selama 28 hari dengan pemantauan tiap 3 hari, disertai bantuan alat pembuatan pupuk.

"Saya berharap petani segera mempraktikkan ilmu dari modul dan pelatihan tentang budi daya dan pembuatan pupuk organik," katanya.

Program Berkelanjutan

Tim yang terdiri dari Prof. Dr. Setyono Yudo Tyasmoro (Fakultas Pertanian), Dr. Ir. Panji Deoranto (Fakultas Teknologi Pertanian), Kristanto Adi Nugroho (Fakultas Vokasi), dan Karuniawan Puji W (Fakultas Pertanian) ini berkomitmen mendampingi petani hingga mandiri mengelola kebun kopi organik.

Program bertema Pendampingan Menuju Pertanian Organik Terpadu Berbasis Kopi berlangsung Juli–Agustus 2025, melibatkan mahasiswa melalui magang dan KKN, bekerja sama dengan kelompok petani SDG’s yang memproduksi pupuk organik.

Kegiatan ini didanai Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM) UB sebagai wujud dukungan terhadap pertanian berkelanjutan.

Penulis :
Aditya Yohan