
Pantau - Ketua Komisi II DPR RI Rifqinizamy Karsayuda meminta para pejabat publik memperbaiki komunikasi dengan masyarakat, terutama dalam isu-isu sensitif, merespons unjuk rasa besar-besaran terhadap Bupati Pati Sudewo.
DPR: Hubungan Pejabat dan Rakyat Jangan Berjarak
"Menurut pandangan saya, memang pada akhirnya pejabat publik dituntut untuk mampu banyak menahan diri terkait dengan hal-hal yang sangat sensitif terhadap rakyat. Kasus di Pati ini adalah hikmah dan pelajaran bagi kita bersama untuk melihat bagaimana hubungan antara kepala daerah dan rakyat sesungguhnya tidak boleh berjarak," ujar Rifqinizamy.
Ia menilai unjuk rasa masyarakat Pati merupakan bentuk penyampaian pendapat karena aspirasi warga tidak dapat disalurkan melalui jalur normal.
"Aksi-aksi demonstrasi dan seterusnya itu kan adalah luapan dari cara rakyat karena dia tidak bisa menyampaikan melalui institusi-institusi yang normal, kanalisasi pendapat yang normal," ungkapnya.
Rifqinizamy memahami rencana kenaikan pajak PBB P2 hingga 250 persen oleh Sudewo bertujuan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), namun komunikasi publik yang kurang baik memicu kemarahan warga.
"Soal komunikasi politik antara pejabat publik dengan masyarakat, apapun kebijakan yang ingin diambil sedapat mungkin pemerintahan, terutama pemerintahan daerah, menggunakan akuntabilitas dan transparansi kinerja kepada rakyatnya," katanya.
Ia mendorong keterbukaan APBD agar publik mengetahui pendapatan dan kebutuhan daerah.
"Kalaupun misalnya kebutuhan-kebutuhan daerah itu belum mampu dibiayai oleh APBD-nya maka sampaikan kepada masyarakat bahwa daerah belum mampu melakukan program-program yang awalnya sudah dicanangkan karena tidak ada uangnya. Nah komunikasi ini menjadi penting untuk kita membangun tata kelola pemerintahan yang baik, sekaligus sensitif terhadap publik serta melibatkan publik," tuturnya.
Aksi Ricuh di Depan Kantor Bupati
Seratusan ribu orang yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Pati Bersatu berunjuk rasa di depan Kantor Bupati Pati menuntut Sudewo mundur dari jabatannya.
Kericuhan terjadi ketika Sudewo muncul di tengah massa, memicu kemarahan warga yang melempari sandal dan botol plastik ke arahnya.
Polisi kemudian membubarkan aksi tersebut dan menangkap 11 demonstran yang diyakini sebagai provokator.
Bupati Pati Sudewo mengakui peristiwa itu menjadi pelajaran penting baginya karena baru beberapa bulan menjabat.
"Tentu ada kekurangan yang harus dibenahi ke depan. Saya akan memperbaiki segala sesuatunya," ujar Sudewo.
- Penulis :
- Aditya Yohan










