billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Puan Maharani Soroti Lonjakan Kasus HIV pada Remaja, Desak Langkah Cepat dan Terukur Pemerintah

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Puan Maharani Soroti Lonjakan Kasus HIV pada Remaja, Desak Langkah Cepat dan Terukur Pemerintah
Foto: (Sumber: Ketua DPR RI Dr. (H.C.) Puan Maharani. Foto: dok/vel)

Pantau - Ketua DPR RI, Dr. (H.C.) Puan Maharani, menyatakan keprihatinannya atas meningkatnya kasus HIV di kalangan anak dan remaja, khususnya di Provinsi Jawa Barat. Ia menilai fenomena ini sebagai ancaman nyata terhadap masa depan generasi muda dan daya saing bangsa.

Generasi Muda Terancam, Edukasi dan Pencegahan Harus Diperkuat

Puan menegaskan bahwa generasi muda adalah modal terbesar bangsa yang harus dijaga kesehatannya sejak dini.

"Generasi muda adalah modal terbesar bangsa. Jika mereka kehilangan kesehatan di usia produktif, maka yang terancam bukan hanya masa depan pribadi mereka, tetapi juga daya saing dan kemajuan negara", tegasnya.

Ia menambahkan, "Kesejahteraan rakyat tidak akan tercapai jika kita membiarkan penyakit ini merenggut potensi anak-anak kita."

Data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat mencatat bahwa dari 1,191 juta orang yang dites HIV, kelompok Lelaki Seks Lelaki (LSL) menyumbang 3.247 kasus positif, berasal dari 52.105 orang dalam kelompok tersebut yang diperiksa sepanjang tahun 2024.

Selain itu, hasil survei KPAP Jawa Barat menunjukkan bahwa peningkatan HIV di kalangan remaja disebabkan oleh pola baru hubungan seksual bebas.

Rata-rata siswa SMA dilaporkan pertama kali melakukan hubungan seksual pada usia 13 hingga 14 tahun, dan sebagian dari mereka tidak hanya dengan satu pasangan.

Pendidikan Seksual Sesuai Usia dan Layanan Ramah Remaja Diperlukan

Puan mendorong pemerintah untuk segera bertindak dengan kebijakan yang cepat, terukur, dan menyeluruh, khususnya dalam hal edukasi kepada remaja.

"Pemerintah harus bergerak cepat dengan langkah yang terukur dan menyeluruh. Edukasi bagi remaja harus diperkuat melalui pendekatan yang sesuai dengan nilai budaya dan agama kita", ungkapnya.

Ia menekankan pentingnya pendidikan karakter di lingkungan sekolah dan keluarga, serta pendidikan seksual yang sesuai dengan usia anak.

"Termasuk pendidikan seksual yang sesuai dengan usia anak. Hal ini sebagai langkah edukasi bagi anak dan remaja untuk berhati-hati dan menjaga lingkungan pergaulan mereka. Peran keluarga juga sangat diperlukan di sini", ujarnya.

Menurutnya, layanan kesehatan ramah remaja harus tersedia, termasuk akses terhadap layanan konseling, pemeriksaan dini, dan pengobatan yang terjangkau serta menjaga kerahasiaan pasien.

"Kita juga harus meningkatkan literasi kesehatan di lingkungan keluarga. Orang tua memiliki peran penting dalam membimbing dan mengawasi anak-anak mereka agar terhindar dari pergaulan berisiko dan penyakit menular seksual", lanjut Puan.

Kolaborasi Lintas Sektor dan Komitmen Pemerintah Jadi Kunci

Puan menegaskan perlunya kolaborasi lintas sektor untuk memperluas edukasi dan membangun kesadaran kolektif masyarakat.

"Kolaborasi lintas sektor, melibatkan tokoh agama, tokoh masyarakat, media, dan organisasi pemuda perlu diperkuat untuk memperluas jangkauan edukasi dan pencegahan penularan HIV", katanya.

Ia juga menuntut komitmen nyata dari pemerintah dalam penanganan HIV melalui program yang tepat sasaran dan berkelanjutan.

DPR RI, kata Puan, akan terus mengawal kebijakan, regulasi, dan anggaran yang berkaitan dengan pencegahan HIV.

"Pencegahan yang konsisten dan terencana adalah investasi untuk masa depan bangsa. DPR RI akan terus mengawal kebijakan, regulasi, dan anggaran agar setiap anak Indonesia memiliki kesempatan untuk tumbuh sehat, mengenyam pendidikan, dan berkontribusi maksimal bagi kemajuan dan kesejahteraan bangsa", tutupnya.

Penulis :
Aditya Yohan