billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

BRIN dan Kemenko PMK Kolaborasi Dorong Inovasi Riset untuk Pengurangan Risiko Bencana di Indonesia

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

BRIN dan Kemenko PMK Kolaborasi Dorong Inovasi Riset untuk Pengurangan Risiko Bencana di Indonesia
Foto: (Sumber: Serah terima dokumen hasil penelitian kebencanaan tahun 2025 dari Plt Deputi bidang Kebijakan Publik BRIN Prof Anugrah Widianto kepada Asdep Pengurangan Risiko Bencana Kemenko PMK Andre Notohamijoyo. (ANTARA/HO-Kemenko PMK))

Pantau - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyerahkan dua dokumen hasil riset kebencanaan kepada Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) dalam forum Emergency Disaster Rescue and Response (EDRR) 2025 sebagai langkah konkret memperkuat kebijakan berbasis sains dalam pengurangan risiko bencana.

Penyerahan ini menandai pentingnya kolaborasi riset lintas sektor dalam menghadapi meningkatnya intensitas bencana di Indonesia.

Lebih dari 96 persen bencana di Indonesia merupakan bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, dan kekeringan, sementara posisi geografis Indonesia di sabuk gunung berapi dan pertemuan lempeng tektonik menjadikan risiko bencana sebagai kondisi yang tidak dapat dihindari.

Teknologi Satelit dan Penginderaan Jauh Jadi Kunci Mitigasi

Dokumen pertama dari BRIN berisi pemanfaatan teknologi satelit untuk pengelolaan dan pengawasan sumber daya alam, kelautan, perikanan, serta mitigasi bencana.

Sementara dokumen kedua memuat strategi peningkatan kapasitas mitigasi berbasis evaluasi kerja sama internasional dan teknologi penginderaan jauh.

Kedua dokumen tersebut memperkuat pandangan bahwa kebijakan penanggulangan bencana yang efektif harus berbasis riset yang kuat, akurat, dan teruji.

Inovasi seperti pemantauan berbasis satelit dan penginderaan jauh memberikan data real-time serta prediksi akurat untuk pengambilan keputusan cepat di wilayah rawan bencana.

Kemenko PMK juga mengajukan Rancangan Instruksi Presiden (R Inpres) percepatan pengurangan risiko banjir di Jabodetabekpunjur sebagai wujud penerapan riset ke dalam kebijakan publik.

Sinergi Pemerintah, BRIN, dan Perguruan Tinggi

Kolaborasi antara BRIN dan Kemenko PMK dinilai sangat krusial, terutama untuk kawasan padat penduduk seperti Jabodetabekpunjur yang memerlukan pendekatan multidisiplin dalam pengelolaan banjir.

Pendekatan ini mencakup pemanfaatan teknologi, pengaturan tata ruang, manajemen lingkungan, dan partisipasi aktif masyarakat.

Forum EDRR 2025 juga melibatkan kontribusi perguruan tinggi.

Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memperkenalkan sistem peringatan dini gempa dan banjir berbasis teknologi informasi yang dirancang agar mudah diakses oleh masyarakat.

Sementara Universitas Gadjah Mada (UGM) memperkenalkan Instalasi Pemanen Air Hujan (IPAH) dengan sistem Gama Rainfilter yang mampu memurnikan air hujan untuk keperluan rumah tangga, pertanian, dan pengisian ulang air tanah.

Riset dan inovasi ini menjadi pondasi penting dalam mengarahkan sumber daya ke wilayah-wilayah rawan dan memastikan mitigasi bencana dilakukan secara tepat sasaran.

Penulis :
Aditya Yohan