Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Kepala BRIN: Kemerdekaan Adalah Memerdekakan Sains dan Teknologi untuk Kedaulatan Bangsa

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Kepala BRIN: Kemerdekaan Adalah Memerdekakan Sains dan Teknologi untuk Kedaulatan Bangsa
Foto: (Sumber: Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko dalam Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di BRIN, Jakarta, Minggu (17/8/2025). ANTARA/HO-BRIN)

Pantau - Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko, menyampaikan bahwa makna kemerdekaan Indonesia saat ini bukan hanya terbebas dari penjajahan fisik, tetapi juga kemerdekaan dalam berpikir, berinovasi, dan menciptakan solusi berbasis ilmu pengetahuan.

Pernyataan ini disampaikan dalam rangkaian peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia, yang menurutnya menjadi momentum untuk menegaskan kembali pentingnya kedaulatan di bidang riset dan teknologi.

Riset Adalah Instrumen Kedaulatan, Bukan Sekadar Pengetahuan

“Makna kemerdekaan hari ini adalah bagaimana kita memerdekakan potensi sains dan teknologi dari berbagai hambatan, sehingga mampu memberikan dampak nyata bagi kesejahteraan rakyat,” ujar Handoko.

Ia menekankan bahwa riset dan inovasi merupakan instrumen utama agar Indonesia tidak hanya menjadi pengguna, tetapi juga pencipta teknologi.

Menurutnya, ekosistem riset yang kuat adalah fondasi dari kedaulatan teknologi nasional.

Sebagai satu-satunya lembaga riset nasional, BRIN terus memperkuat kolaborasi lintas sektor, memfasilitasi penggunaan infrastruktur riset, dan mendorong penelitian yang sesuai dengan kebutuhan strategis bangsa.

“Kemerdekaan di era ini harus dimaknai sebagai kemampuan bangsa untuk mandiri dalam memenuhi kebutuhan riset, teknologi dan inovasi yang strategis dan berdampak,” tegasnya.

Tantangan Global dan Peran Generasi Muda dalam Inovasi Nasional

Handoko juga menyoroti tantangan global seperti perubahan iklim, transisi energi, ketahanan pangan, dan isu kesehatan yang memerlukan riset terarah serta inovasi cepat dan adaptif.

“Kita harus berani melompat, bukan hanya berjalan, agar tidak tertinggal dari negara lain. Itu berarti membangun budaya riset yang produktif, kolaboratif, inklusif, dan adaptif terhadap dinamika dunia,” ungkapnya.

Ia menegaskan pentingnya peran generasi muda sebagai motor penggerak inovasi nasional.

“Anak muda Indonesia memiliki kreativitas dan semangat yang luar biasa. Kemerdekaan memberi mereka hak dan kesempatan untuk menciptakan terobosan, dan tugas kita adalah memberikan dukungan, fasilitas, dan ruang bereksperimen yang memadai,” katanya.

Peringatan HUT ke-80 RI disebutnya sebagai pengingat bahwa perjuangan belum selesai.

“Jika dahulu para pendiri bangsa berjuang memerdekakan negeri dari penjajahan, maka saat ini tantangan adalah memerdekakan Indonesia dari ketergantungan teknologi luar negeri,” ujarnya.

Ia menutup dengan menegaskan bahwa kedaulatan teknologi harus menjadi bagian dari kedaulatan nasional.

Penulis :
Ahmad Yusuf