
Pantau - Indonesia menyampaikan apresiasi atas penguatan koordinasi donor untuk rekonstruksi Gaza dan menekankan pentingnya pemulihan yang inklusif serta berfokus pada kebutuhan dan martabat rakyat Palestina dalam Pertemuan Tingkat Menteri Palestine Donor Group (PDG) di Brussels, Belgia, Kamis (20/11).
Pernyataan ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri RI, Sugiono, dalam forum yang dipimpin oleh Komisioner Uni Eropa untuk Mediterrania, Dubravka Suica, dan Perdana Menteri Otoritas Palestina, Mohammad Mustafa.
Sugiono menggarisbawahi bahwa situasi kemanusiaan di Gaza masih sangat mengkhawatirkan, meskipun telah disepakati gencatan senjata.
Dukungan Indonesia terhadap Proses Pemulihan dan Perdamaian
Sugiono menegaskan bahwa pemulihan efektif hanya bisa dicapai bila proses rekonstruksi dan bantuan kemanusiaan berpusat pada pemerintah dan rakyat Palestina.
Indonesia menyatakan komitmennya dalam mendukung hak rakyat Palestina atas kemerdekaan dan kedaulatan.
Bentuk dukungan tersebut mencakup penguatan kapasitas serta penyaluran bantuan kemanusiaan.
Indonesia juga menyambut baik pengesahan resolusi Dewan Keamanan PBB pada Selasa (18/11) terkait keberlangsungan gencatan senjata di Jalur Gaza dan mendukung penyaluran bantuan kemanusiaan melalui mekanisme resolusi tersebut.
"Kita perlu memastikan adanya mandat PBB yang jelas bagi misi penjaga perdamaian, sesuai dengan hukum internasional dan parameter yang disepakati bersama oleh semua pihak," ungkap Sugiono dalam forum tersebut.
Resolusi DK PBB dan Pembentukan Pasukan Stabilisasi Gaza
Pertemuan PDG turut membahas resolusi Dewan Keamanan PBB yang diadopsi pada Senin (17/11), yang menyetujui pembentukan International Stabilization Force (ISF) di Jalur Gaza.
Resolusi tersebut disponsori oleh Amerika Serikat dan didukung oleh 13 negara anggota DK PBB, sementara Rusia dan China memilih abstain.
ISF akan bekerja sama dengan Israel dan Mesir dengan masa mandat awal selama dua tahun.
Tugas pasukan ini meliputi pengamanan perbatasan Gaza, perlindungan warga sipil, distribusi bantuan kemanusiaan, pelatihan ulang kepolisian Palestina, serta pengawasan pelucutan senjata Hamas dan kelompok bersenjata lainnya.
Para menteri yang hadir menekankan perlunya mekanisme implementasi yang jelas dan efektif agar resolusi benar-benar berkontribusi terhadap kemerdekaan dan perdamaian jangka panjang bagi Palestina.
Indonesia turut menegaskan pentingnya keterlibatan semua pihak, terutama Otoritas Palestina, dalam proses penyelesaian konflik.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf







