
Pantau - Pemerintah Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah resmi membatalkan rencana uji coba penerapan lima hari sekolah bagi siswa SD dan SMP negeri dengan alasan menjaga keseimbangan antara pendidikan formal dan pendidikan agama.
Alasan Pembatalan
Bupati Pekalongan Fadia Arafiq menjelaskan bahwa keputusan ini diambil karena wilayah Pekalongan dikenal luas sebagai Kota Santri.
"Alasan utama pembatalan tersebut adalah menjaga keseimbangan antara pendidikan formal dengan pendidikan agama, mengingat daerah ini dikenal luas sebagai sebutan Kota Santri," ungkapnya di Batang, Selasa.
Ia menambahkan, pendidikan di Pekalongan tidak hanya berlangsung di sekolah formal, tetapi juga berlanjut ke pendidikan Al Quran atau madrasah pada sore hari.
"Oleh karena itu jika dipaksakan lima hari sekolah, maka dikhawatirkan kegiatan mengaji mereka akan terganggu," katanya.
Menurut Fadia, keputusan ini bukan diambil sepihak, melainkan melalui proses panjang dengan mendengarkan masukan dari berbagai pihak.
"Belum lama ini Ketua NU, Muhammadiyah, dan pengurus TPQ, datang bersilaturahmi dengan saya dan Pak Wakil Bupati. Mereka menyampaikan aspirasi agar kegiatan mengaji anak-anak jangan sampai terabaikan, sehingga setelah mendengar saran tersebut saya instruksikan Dinas Pendidikan untuk membatalkan uji coba lima hari sekolah," jelasnya.
Aspirasi Masyarakat Jadi Pertimbangan
Rencana uji coba lima hari sekolah sebelumnya akan diterapkan di 175 sekolah pada Agustus 2025, namun akhirnya dibatalkan sehingga SD dan SMP negeri tetap menggunakan sistem enam hari sekolah.
"Kebijakan ini murni mempertimbangkan kondisi masyarakat setempat. Ini keputusan kita sendiri, tidak ada kaitannya dengan polemik di daerah lain," tegas Fadia.
Menanggapi hal tersebut, anggota DPR RI Ashraff Abu menekankan pentingnya pemerintah selalu melibatkan masyarakat dalam setiap pengambilan keputusan.
"Setiap keputusan yang tidak melibatkan rakyat bisa berdampak negatif. Pemerintah harus menempatkan aspirasi masyarakat sebagai prioritas utama agar kebijakan yang dibuat benar-benar mencerminkan kebutuhan mereka," katanya.
- Penulis :
- Arian Mesa




