
Pantau - Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Selatan (DLH Kalsel) menggelar kegiatan Pilah Sampah Dapat Sembako dalam rangkaian Hari Jadi Ke-75 Provinsi Kalsel dan HUT Ke-80 Kemerdekaan RI.
Plt. Kepala DLH Kalsel, Fathimatuzzahra, menyampaikan tujuan kegiatan ini adalah untuk mengedukasi masyarakat bahwa sampah memiliki nilai ekonomi bila dikelola dengan baik.
"Kegiatan ini bukan untuk menjadikan sampah sebagai berkah, tetapi mengajak masyarakat sadar bahwa sampah yang dipilah bisa mendatangkan manfaat," ungkapnya.
Sampah Ditukar Sembako hingga Hadiah
Dalam kegiatan ini, masyarakat yang menukarkan sampah mendapatkan sembako atau barang lain dengan nilai lebih tinggi dibanding penukaran biasa.
"Kalau biasanya hasil tabungan melalui bank sampah senilai Rp5 ribu, namun acara ini bisa mendapat bonus berupa mie instan, minyak goreng, beras, hingga voucher pakaian bekas, jadi masyarakat justru untung dua kali lipat," jelas Fathimatuzzahra.
Selain sembako, panitia juga menyiapkan hadiah berupa tumbler, stiker bertema lingkungan, dan pakaian layak pakai yang disumbangkan sejumlah SKPD.
Sampah organik seperti sisa makanan bisa dijadikan kompos melalui metode ember tumpuk, sementara sampah anorganik seperti botol plastik, kardus, seng bekas, hingga minyak jelantah bisa ditukar melalui bank sampah.
Volume Sampah Berkurang, Menuju Energi Alternatif
Program ini terbukti berkontribusi mengurangi volume sampah di TPA.
DLH Kalsel mencatat jumlah sampah yang masuk sebelumnya 400 ton per bulan, kini menurun menjadi sekitar 200 ton per bulan setelah penutupan TPA Basirih di Kota Banjarmasin.
DLH Kalsel juga mendorong pemanfaatan teknologi pengolahan sampah, termasuk penggunaan alat pemilah (gibrik) di TPS3R.
Sampah organik diolah menjadi kompos, sampah anorganik ditukar melalui bank sampah, sementara residu dimanfaatkan sebagai Refuse Derived Fuel (RDF) untuk bahan bakar alternatif pengganti batubara melalui kerja sama dengan perusahaan di Tabalong.
"Residu yang tidak bisa dijual dicacah, dipres, dan diolah sesuai standar mitra perusahaan. Dengan begitu, sampah residu tidak hanya ditimbun, tetapi bisa menjadi sumber energi," jelas Fathimatuzzahra.
Program ini sejalan dengan prioritas Kementerian Lingkungan Hidup yang mendorong pemanfaatan waste to energy, di mana Kalsel menjadi salah satu provinsi prioritas dengan target pemanfaatan RDF minimal 1.000 ton per hari.
- Penulis :
- Arian Mesa