
Pantau - Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek), Stella Christie, mengajak mahasiswa di Provinsi Bengkulu untuk aktif memanfaatkan peluang riset bersama dosen, yang menurutnya merupakan kesempatan langka di dunia pendidikan tinggi.
Universitas Bengkulu Dinilai Punya Budaya Riset Inklusif
Stella menyampaikan bahwa banyak dosen di Universitas Bengkulu yang terbuka melibatkan mahasiswa dalam proyek penelitian mereka.
Ia menilai kondisi ini tidak dapat ditemukan di semua universitas.
"Saya ingin mengkhususkan kepada adik-adik mahasiswa. Dari poin-poin (banyaknya dosen Universitas Bengkulu yang melibatkan mahasiswa), adik-adik mahasiswa itu bukanlah sesuatu yang bisa ditemukan di manapun," ungkapnya.
Ia juga menambahkan bahwa kesempatan tersebut nyata hadir di Universitas Bengkulu dan harus dimanfaatkan secara maksimal.
"Saya lihat kesempatan ini hadir secara nyata di Universitas Bengkulu. Dan saya perlu memberikan semangat dan dukungan kepada adik-adik mahasiswa jangan sampai disia-siakan kesempatan ini," ujarnya.
Stella menekankan bahwa sistem pembelajaran di perguruan tinggi berbeda dengan pendidikan di tingkat sekolah menengah atas (SMA).
Di perguruan tinggi, mahasiswa tidak cukup hanya mengikuti perkuliahan, tetapi juga perlu terlibat dalam kegiatan riset dan pengembangan.
Riset Bangun Pola Pikir Kritis dan Jadi Bekal Dunia Kerja
Dalam sambutannya, Stella mendorong mahasiswa untuk menemukan kepakaran masing-masing selama masa kuliah.
"Kalian pasti sangat bagus waktu di SMA. Oleh karena itu bisa masuk Universitas Bengkulu. Tetapi pada kuliah ini kalian harus mempunyai mindset yang berbeda. Kuliah itu adalah saatnya untuk menemukan kepakaran dari masing-masing individu, dari kalian sendiri," jelasnya.
Ia menyampaikan bahwa mahasiswa perlu mengenali minat dan kemampuan diri sendiri sebagai bekal saat memasuki dunia kerja.
Menurutnya, dunia kerja tidak hanya menuntut keahlian teknis sesuai jurusan, tetapi juga membutuhkan kemampuan berpikir kritis dan menyelesaikan masalah (problem solving skill).
"Kemampuan menyelesaikan masalah ini hanya bisa didapat melalui riset," tegasnya.
Stella menjelaskan bahwa keterlibatan dalam riset tidak berarti mahasiswa harus menjadi peneliti.
Ia menegaskan bahwa hampir seluruh bidang industri, termasuk kecerdasan buatan (AI), berakar dari penelitian.
"Bukan dari kosong langsung tiba-tiba ada industri-industrinya. Jadi industri besar, AI, itu semuanya datang dari penelitian. Jadi penelitian mempunyai kemampuan untuk mengembangkan cara berpikir kritis, dan kemampuan untuk bisa menyelesaikan masalah, itu hanya bisa didapat atau paling bisa didapat dari penelitian. Dari pengalaman untuk melakukan riset, untuk mendapatkan yang kita sebut research mindset," katanya.
Dengan ajakan ini, Wamendiktisaintek berharap mahasiswa dapat mengembangkan pola pikir riset (research mindset) sejak di bangku kuliah sebagai bekal menghadapi tantangan masa depan.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf