
Pantau - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan bahwa biosekuriti harus dipandang sebagai bagian dari sistem pertahanan nasional karena ancaman kesehatan dinilai lebih berbahaya dibandingkan perang bersenjata.
Ancaman Kesehatan Lebih Besar dari Perang Bersenjata
Budi menyebut pandemi, penyakit tidak menular, hingga bencana alam sebagai ancaman serius yang bisa mengganggu stabilitas bangsa.
"Masalah kesehatan itu merupakan ancaman yang sangat besar bagi keamanan bangsa," ujarnya saat mendampingi Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin di Marshall Area Yonif TP 843 Patriot Yudha Vikasa, Cibitung, Kabupaten Bekasi.
Ia menegaskan pandemi COVID-19 menjadi pelajaran penting bahwa sektor kesehatan tidak bisa ditangani hanya oleh Kementerian Kesehatan.
Dalam kurun 18 bulan, program vaksinasi nasional bagi 270 juta penduduk hanya dapat berhasil karena adanya dukungan lintas sektor termasuk TNI.
"Januari (2021) mulai vaksinasi COVID-19, tiga bulan tidak naik-naik angkanya (cakupan vaksinasi). Akhirnya saya minta ke Presiden bahwa sosialisasi tidak bisa dilakukan sendiri, tapi butuh lintas sektor," jelas Budi.
Budi juga menyinggung sejarah bahwa jumlah tentara yang gugur karena peluru lebih sedikit dibandingkan kematian akibat penyakit.
"Perang Dunia II menewaskan puluhan juta manusia. Ada nggak yang lebih besar dari itu? Ada, yaitu perang dengan patogen," ungkapnya.
Kolaborasi Kesehatan dan Pertahanan
Menurutnya, paradigma perang modern tidak hanya terbatas pada aspek fisik atau militer, melainkan juga perang ekonomi, informasi, kesehatan, dan biosekuriti.
Kolaborasi dengan TNI dianggap krusial dalam membangun pertahanan kesehatan nasional.
"Kalau boleh saya dilibatkan untuk membangun pertahanan kesehatan ini. Programnya bagaimana membangun konsep ketahanan dari sisi biosecurity baik militeristik maupun non-militeristik," kata Budi.
Indonesia disebut sebagai negara rawan bencana alam seperti banjir, gempa, dan longsor, yang membutuhkan respons cepat.
Dalam kondisi darurat, TNI dinilai sebagai institusi yang paling sigap merespons situasi di lapangan.
Saat ini Kementerian Kesehatan bersama TNI telah membentuk Emergency Medical Team (EMT) untuk menghadapi bencana maupun ancaman non-militer seperti pandemi.
Budi menilai perlu adanya pasukan cadangan kesehatan selain EMT yang siap diterjunkan untuk menghadapi situasi darurat seperti saat pandemi COVID-19.
Ia menekankan bahwa pembangunan ketahanan kesehatan membutuhkan kerja sama erat antara pusat dan daerah.
Tiga fungsi utama yang harus dijalankan adalah keamanan terhadap pandemi, keamanan terhadap bencana alam, dan keamanan teritorial untuk melindungi soft power bangsa.
"Mari kita bersama-sama menjaga keamanan dan kesehatan rakyat Indonesia dari ancaman musuh yang tidak terlihat seperti COVID-19," tutup Budi.
- Penulis :
- Shila Glorya