
Pantau - Dokter mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai infeksi berulang demam berdarah dengue (DBD) yang berpotensi menyebabkan gejala lebih berat hingga kematian.
Infeksi dengue bisa terjadi lebih dari satu kali karena virus ini memiliki empat serotipe berbeda.
"Virus dengue memiliki empat serotipe, artinya, seseorang bisa terinfeksi lebih dari sekali, dan infeksi yang berulang biasanya lebih berat," ungkap dr. Tony Ijong Dachlan, Sp.A, dokter spesialis anak RS Borromeus, dalam gelar wicara HUT ke-104 RS Borromeus di Bandung.
Anak-anak serta pasien dengan penyakit penyerta seperti obesitas, ginjal, diabetes, dan hipertensi merupakan kelompok yang paling berisiko tinggi mengalami komplikasi serius akibat infeksi ulang.
Jawa Barat Catat Kasus Tertinggi, Pencegahan Jadi Prioritas
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan hingga minggu ke-25 tahun 2025, Jawa Barat menjadi provinsi dengan jumlah kasus DBD tertinggi di Indonesia.
Tercatat 17.281 kasus DBD dengan 61 kematian di provinsi tersebut.
Kota Bandung menempati posisi kedua dalam jumlah kasus terbanyak, disusul oleh Kabupaten Bandung.
Sekitar 45 persen kematian akibat dengue terjadi pada kelompok usia 5–14 tahun.
Meski pada orang dewasa infeksi sering tidak bergejala, kondisi ini tetap bisa menjadi sumber penularan bagi anggota keluarga lainnya.
"Oleh karena itu, pencegahan harus dimulai dari rumah," ujar dr. Tony.
Sementara itu, dr. Stephanie Yuliana Usman, dokter spesialis penyakit dalam RS Borromeus, menegaskan bahwa hingga kini belum ada obat khusus untuk menyembuhkan DBD.
"Terapi yang diberikan hanya meredakan gejala, bukan membunuh virus," ia mengungkapkan.
"Langkah pencegahan menjadi sangat penting, terlebih pada pasien dengan penyakit penyerta seperti obesitas, ginjal, diabetes, atau hipertensi, yang lebih rentan mengalami kondisi parah," tambahnya.
RS Borromeus Dorong Gaya Hidup Sehat dan Pencegahan Dini
Direktur Medis RS Borromeus, dr. Marvin Marino, menyampaikan komitmen rumah sakit untuk memperkuat layanan promotif dan preventif.
"Kami berkomitmen mendampingi masyarakat bukan hanya saat sakit, tetapi juga melindungi sebelum sakit, terutama menghadapi ancaman penyakit menular seperti DBD," ujarnya.
Upaya pencegahan yang dianjurkan meliputi Gerakan 3M Plus secara konsisten, menjaga kebersihan lingkungan, serta mempertimbangkan vaksinasi dengue.
Selain DBD, RS Borromeus juga menyoroti peningkatan beban penyakit tidak menular di wilayah Bandung dan Jawa Barat.
Penyakit tersebut meliputi diabetes, hipertensi, dan penyakit kardiovaskular lainnya.
Melalui talk show yang dihadiri lebih dari 800 warga Bandung, RS Borromeus mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap kesehatan.
Ajakan tersebut mencakup penerapan pola hidup sehat dan melakukan langkah pencegahan sejak dini.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf