
Pantau - Mantan Wakil Menteri Luar Negeri RI, Dino Patti Djalal, meminta Presiden Prabowo Subianto untuk membatalkan rencana kunjungannya ke China yang dijadwalkan berlangsung pada 3 September 2025.
Permintaan ini muncul di tengah meningkatnya gelombang demonstrasi di berbagai kota di Indonesia, menyusul insiden kericuhan di Gedung DPR/MPR yang menewaskan seorang pengemudi ojek daring.
Melalui media sosial X, Dino menyampaikan, "Mengingat situasi panas yang masih bergolak, hati rakyat yang sedang pedih dan gelisah, saya anjurkan Presiden @Prabowo BATALKAN kunjungan ke Tiongkok minggu depan."
Dino: Presiden Harus Hadir di Tengah Rakyat yang Berduka
Dino menilai bahwa saat ini adalah momen di mana kepala negara harus berada di tanah air untuk menunjukkan empati dan kepemimpinan di tengah kegelisahan publik.
"Keluar negeri sekarang ini tidak penting," ujarnya tegas dalam pernyataan yang sama.
Ia juga menyarankan agar Menteri Luar Negeri Sugiono dapat mewakili Presiden Prabowo dalam kunjungan ke Beijing.
Situasi dalam negeri tengah bergejolak setelah demonstrasi yang berlangsung di depan Gedung DPR/MPR Jakarta pada Kamis malam, 28 Agustus 2025, berujung pada kericuhan.
Kerusuhan tersebut menyebabkan tewasnya Affan Kurniawan (21), seorang pengemudi ojek daring yang dilindas kendaraan taktis Brimob di Jalan Pejompongan, Jakarta Pusat.
Presiden Melayat, Demonstrasi Meluas ke Berbagai Kota
Kematian Affan memicu gelombang unjuk rasa lanjutan yang melibatkan mahasiswa dan komunitas ojek daring di berbagai kota, termasuk Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Makassar.
Sebagai respons, Presiden Prabowo melayat langsung ke rumah duka Affan di Jalan Tayu, Menteng, Jakarta Pusat, pada Jumat malam, 29 Agustus 2025.
Dalam kunjungannya, Prabowo menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban dan berjanji akan menegakkan keadilan atas insiden tersebut.
Agenda Kunjungan ke China dan Parade Militer Beijing
Presiden Prabowo diketahui menjadi salah satu dari 26 kepala negara dan pemerintahan yang diundang Presiden China Xi Jinping ke Beijing pada 3 September 2025.
Undangan tersebut dalam rangka menghadiri parade militer peringatan 80 tahun kemenangan China atas agresi Jepang dan Perang Dunia Anti-Fasis.
Parade tersebut dijadwalkan menampilkan persenjataan generasi baru, termasuk tank dan pesawat generasi keempat, sistem nirawak intelijen, penangkalnya, serta rudal antikapal hipersonik.
Sebagian besar persenjataan itu akan ditampilkan untuk pertama kalinya di hadapan publik internasional.
- Penulis :
- Aditya Yohan