
Pantau - Rektor Universitas Sumatera Utara (USU), Prof Muryanto Amin, menegaskan bahwa tidak ada mahasiswa yang gagal melanjutkan pendidikan di USU hanya karena terkendala Uang Kuliah Tunggal (UKT).
"Prinsip kami jelas yakni tidak ada mahasiswa yang gagal kuliah di USU hanya karena persoalan UKT," ungkap Prof Muryanto.
Pernyataan ini disampaikan sebagai bagian dari komitmen USU untuk mendukung akses pendidikan tinggi yang merata, seiring dengan pengakuan internasional yang telah diterima kampus tersebut.
Skema Bantuan dan Keadilan Pembiayaan
USU telah menyiapkan berbagai skema bantuan keuangan bagi mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam membayar UKT dan Iuran Pengembangan Institusi (IPI), seperti:
- Banding UKT
- Cicilan IPI
- Beasiswa
- Bantuan internal
Mekanisme UKT di USU dirancang secara berkeadilan dengan menyesuaikan tingkat penghasilan keluarga mahasiswa.
Mahasiswa dari keluarga kurang mampu dapat mengakses UKT Level I dan II tanpa batasan kuota.
Sesuai dengan regulasi pemerintah, minimal 20 persen mahasiswa di setiap perguruan tinggi negeri harus berasal dari kelompok UKT I dan II atau merupakan penerima KIP Kuliah.
USU telah melampaui batas tersebut dengan mencatatkan 20,9 persen mahasiswa dari kelompok kurang mampu.
Beasiswa Ratusan Miliar dan Komitmen Akses Terbuka
Dukungan pembiayaan di USU diperkuat melalui penyaluran beasiswa dari berbagai sumber.
Pada tahun 2024, USU menyalurkan beasiswa kepada 8.250 mahasiswa dengan nilai lebih dari Rp125 miliar.
Tahun 2025, beasiswa kembali disalurkan dengan nilai lebih dari Rp100 miliar, belum termasuk Program KIP Kuliah dan Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik) yang masih menunggu penetapan dari kementerian.
Selain beasiswa, USU juga menyediakan skema dukungan tambahan, seperti:
- Penundaan pembayaran
- Cicilan UKT maupun IPI
- Help desk khusus untuk menyelesaikan persoalan UKT
Prof Muryanto menegaskan bahwa USU berkomitmen menjaga agar kendala ekonomi tidak menghalangi mahasiswa dalam meraih pendidikan tinggi.
"USU hadir bukan hanya untuk memberikan pendidikan berkualitas, tetapi juga memastikan akses pendidikan tetap terbuka bagi seluruh lapisan masyarakat," tutupnya.
- Penulis :
- Aditya Yohan







