
Pantau - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Ambon di bawah Kanwil Ditjen Pemasyarakatan Maluku melatih warga binaan pemasyarakatan (WBP) memproduksi batako sebagai bekal keterampilan untuk kemandirian setelah bebas.
Program Kemandirian Melalui Produksi Batako
Kepala Lapas Kelas IIA Ambon, Herliadi, menegaskan bahwa program ini dirancang agar warga binaan memiliki keterampilan nyata.
" Kami ingin mereka keluar dari sini dengan bekal keterampilan, bukan hanya harapan. Produksi batako ini adalah bukti bahwa warga binaan mampu berkontribusi secara ekonomi," ungkapnya.
Program ini juga sejalan dengan akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto, bertajuk Penguatan dan Peningkatan Pendayagunaan Warga Binaan untuk Menghasilkan Produk UMKM.
Saat ini, Lapas Ambon sedang menerima pesanan 1.000 buah batako pres dari masyarakat.
Seluruh proses pengerjaan, mulai dari pencampuran semen dan pasir, pengepresan menggunakan alat, hingga pengeringan, dikerjakan langsung oleh warga binaan di sarana asimilasi edukasi batako pres Lapas Ambon.
" Satu batako pres yang diproduksi itu seharga Rp1.500," kata Herliadi.
Apresiasi dan Sinergi dengan Masyarakat
Pesanan ribuan batako ini mencerminkan adanya kepercayaan masyarakat terhadap kualitas karya warga binaan.
Selain itu, kegiatan ini membangun sinergi antara Lapas Ambon dan masyarakat melalui produk yang memiliki nilai ekonomi.
Kepala Kanwil Ditjen Pemasyarakatan Maluku, Ricky Dwi Biantoro, turut mengapresiasi program ini.
" Program seperti ini tidak hanya berdampak positif bagi warga binaan secara pribadi, tetapi juga membuka peluang kontribusi ekonomi yang lebih luas melalui produk UMKM," ujarnya.
- Penulis :
- Arian Mesa