
Pantau - Aliansi Masyarakat Sipil bersama sejumlah elemen Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) menggelar aksi unjuk rasa damai di depan Gedung DPR RI, Jakarta, pada Jumat, 5 September 2025, dengan konsep unik bertajuk “Piknik”.
Aksi dimulai sejak pukul 14.00 WIB dan berlangsung dengan suasana santai, penuh canda tawa, namun tetap menyuarakan tuntutan tegas kepada aparat kepolisian dan parlemen.
Konsep "Piknik" untuk Rebut Ruang Aman Demokrasi
Demonstrasi ini diinisiasi oleh BEM Universitas Padjadjaran (Unpad) dengan membawa konsep "Piknik" sebagai simbol bahwa Gedung DPR harus menjadi ruang aman bagi rakyat.
Para mahasiswa mengenakan pakaian berwarna merah muda (brave pink) dan hijau muda (hero green) sebagai bentuk protes atas berbagai peristiwa yang terjadi sebelumnya.
Aksi ini diwarnai berbagai kegiatan kreatif seperti lapak buku, permainan ular-ularan, penampilan musik, dan pembacaan pernyataan sikap bersama.
Para peserta ingin menunjukkan bahwa aspirasi publik bisa disampaikan secara damai, tanpa rasa takut dan trauma.
Tuntutan 17+8 Disuarakan, Badru Curi Perhatian Massa
Dalam aksi tersebut, mahasiswa membawa total 25 poin tuntutan yang dibagi menjadi dua bagian:
- 17 tuntutan jangka pendek yang harus dipenuhi paling lambat 5 September 2025
- 8 tuntutan jangka panjang dengan batas waktu pemenuhan satu tahun
Kehadiran Badru, bocah yang sempat viral di media sosial karena aksinya dalam demonstrasi sebelumnya, menjadi perhatian massa.
Badru duduk bersama barisan aksi, ikut menari saat lagu perjuangan dinyanyikan, bahkan memimpin lagu “Tobat Maksiat” dari band Wali, dan menutup penampilannya dengan lagu “Buruh Tani”.
Sebelumnya, Badru juga hadir dalam demonstrasi yang berujung ricuh pada 25 Agustus 2025 dan sempat menjadi korban dalam kejadian tersebut.
Kehadiran dan semangatnya kini menjadi simbol keteguhan generasi muda dalam memperjuangkan ruang demokrasi yang aman dan inklusif.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf