
Pantau - Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bersinergi membangun fondasi ketahanan pangan berkelanjutan melalui pemanfaatan data yang lebih komprehensif dan akurat.
Kolaborasi Data untuk Kebijakan Pangan Presisi
Sekretaris Utama Bapanas, Sarwo Edhy menyebut kerja sama ini menjadi tonggak penting dalam menjawab tantangan pangan akibat perubahan iklim dan dinamika global.
"Dengan memadukan data pangan dan iklim, Bapanas bersama BMKG membangun fondasi kebijakan yang lebih presisi, adaptif, dan berpihak pada masyarakat," kata Sarwo.
Kerja sama ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) tentang pertukaran dan pemanfaatan data serta informasi dalam rangka mendukung ketahanan pangan nasional di Jakarta, Senin (8/9).
Data meteorologi, klimatologi, dan geofisika dari BMKG akan mendukung analisis pangan nasional, mulai dari stabilisasi harga dan stok, penguatan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG), hingga penyusunan Food Security and Vulnerability Atlas (FSVA).
"Dengan data yang lebih komprehensif, kebijakan pangan bisa lebih antisipatif, sehingga kita tidak hanya menunggu krisis datang, tetapi bisa menyiapkan langkah mitigasi sejak dini," ujar Sarwo.
Implementasi, Teknologi, dan Dukungan BMKG
Sinergi ini merupakan tindak lanjut dari nota kesepahaman yang ditandatangani Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi dan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati pada 2 Juni 2025.
Kerja sama ini juga sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan serta Peraturan BMKG Nomor 12 Tahun 2019 yang membuka akses data untuk kepentingan pemerintah, mendukung prinsip Satu Data Indonesia.
Bapanas menugaskan jajaran terkait untuk menyusun rencana aksi implementasi beserta timeline, melakukan monitoring bersama, dan memastikan pertukaran data berjalan sesuai regulasi.
Kolaborasi ini juga membuka peluang pengembangan sistem peringatan dini pangan berbasis iklim, kajian bersama, serta pemanfaatan teknologi big data dan kecerdasan buatan untuk analisis prediktif.
"Sinergi data pangan dan iklim akan membawa kita pada kebijakan yang lebih kokoh, bukan hanya untuk hari ini, tetapi juga untuk menjawab tantangan pangan di masa depan," ujar Sarwo.
Kepala Pusat Data dan Informasi Pangan Bapanas, Kelik Budiana menekankan integrasi data sebagai fondasi penting dalam membangun Sistem Informasi Pangan (SIP).
" Kami memastikan setiap data yang ditukar bukan sekadar angka melainkan bahan baku bagi analisis yang tajam dan kebijakan yang tepat. Dengan SIP yang terintegrasi, Bapanas dapat merespons lebih cepat terhadap gejolak harga, ketersediaan, maupun kerawanan pangan," jelas Kelik.
Plt Sekretaris Utama BMKG, Guswanto menegaskan dukungan penuh BMKG dalam menyediakan data iklim dan cuaca yang relevan untuk pangan nasional.
"BMKG berkomitmen menghadirkan informasi meteorologi dan klimatologi yang akurat, terpercaya, dan tepat waktu," kata Guswanto.
Sinergi ini diharapkan memaksimalkan pemanfaatan data guna mendukung stabilitas pangan dan kesejahteraan masyarakat.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf