Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Yayasan Puri Kauhan Desak Pemerintah Fokus Tanggap Darurat dan Pemulihan Pascabanjir Bali

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Yayasan Puri Kauhan Desak Pemerintah Fokus Tanggap Darurat dan Pemulihan Pascabanjir Bali
Foto: (Sumber: Ilustrasi: Warga beristirahat di posko pengungsian bencana banjir di kawasan Denpasar Timur, Denpasar, Bali, Rabu (10/9/2025). Sekitar 80 orang warga di kawasan tersebut mengungsi di dua titik pengungsian akibat tempat tinggalnya rusak diterjang banjir. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/nym.)

Pantau - Ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud, AAGN Ari Dwipayana, menegaskan bahwa aksi tanggap darurat pascabanjir di Bali harus menjadi prioritas utama pemerintah daerah, khususnya Pemprov Bali serta kabupaten dan kota terdampak.

Tanggap Darurat dan Pemulihan Jadi Prioritas

Ari menekankan bahwa langkah pertama yang harus dilakukan adalah memastikan keselamatan warga terdampak.

"Yang perlu menjadi prioritas Gubernur Bali dan Bupati-Wali Kota di wilayah terdampak banjir adalah menjalankan aksi tanggap darurat, mulai dari suplai logistik pada rumah tangga terdampak, evakuasi korban yang rumahnya masih terendam banjir, menemukan korban yang hanyut dan menjamin keselamatan warga jika ada banjir susulan", ujarnya.

Ia menyarankan agar setelah masa tanggap darurat, pemerintah segera memulai pemulihan sosial-ekonomi, meliputi perbaikan pasar tradisional, rumah warga, hingga infrastruktur publik.

Ari juga menyampaikan duka cita kepada keluarga korban meninggal serta simpati bagi keluarga korban yang belum ditemukan.

Jaga Resapan Air dan Terapkan Sad Kertih

Selain langkah darurat, Ari menekankan perlunya refleksi bersama atau mulat sarira agar bencana serupa tidak terulang.

"Selain tanggap darurat, penting juga ada evaluasi tata ruang, pengelolaan sungai, serta gerakan menjaga area resapan air untuk mencegah banjir di masa depan", katanya.

Ia mendorong warga Bali menjalankan gerakan tandur toya (menanam air), yaitu menjaga, memperbanyak, dan memperluas area resapan air.

Menurutnya, gunung, hutan, dan danau memiliki peran penting sebagai kawasan resapan.

"Gunung dan hutan di wilayah hulu harus dijaga sebagai area resapan air yang penting. Karena itu kita harus terapkan Sad Kertih (enam prinsip menjaga keharmonisan), terutama Wana Kertih (harmoni hutan), Giri Kertih (harmoni gunung), dan Ranu Kertih (harmoni danau). Itu bukan semata mata ritual, tapi aksi nyata untuk menjaga area resapan air. Selain itu, Bali juga punya 4 danau sebagai bendungan raksasa. Danau juga harus dijaga", jelasnya.

Ari menambahkan bahwa perlindungan terhadap kawasan resapan dan danau memerlukan dukungan kebijakan konkret agar kejadian bencana serupa tidak kembali terjadi.


 

Penulis :
Aditya Yohan