Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

300 Pesilat Cilik Meriahkan Kejuaraan Maen Pukul Betawi 2025 di Setu Babakan

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

300 Pesilat Cilik Meriahkan Kejuaraan Maen Pukul Betawi 2025 di Setu Babakan
Foto: (Sumber: Pesilat-pesilat cilik peserta Kejuaraan Maen Pukul Betawi 2025 tampil di hadapan juri, Setu Babakan, Jakarta, Kamis (11/9/2025). ANTARA/Aria Ananda.)

Pantau - Sebanyak 300 pesilat cilik dari 40 perguruan silat tradisional Betawi turut ambil bagian dalam Kejuaraan Maen Pukul Betawi 2025 yang digelar di Setu Babakan, Jakarta Selatan, pada Kamis (11/9/2025).

Kejuaraan ini merupakan ajang perdana yang diselenggarakan oleh Unit Pengelola Kawasan Perkampungan Budaya Betawi dan berlangsung di Gedung Serba Guna Kampung MH Thamrin.

Ajang Silaturahmi dan Pelestarian Budaya Betawi

"Ini kejuaraan pertama kami untuk mempererat silaturahmi antarperguruan silat sekaligus mengenalkan silat Betawi sebagai objek kemajuan kebudayaan kepada masyarakat umum dan generasi muda," ujar Toni Bako, Kepala Unit Pengelola Kawasan.

Peserta didominasi anak-anak tingkat Sekolah Dasar yang sejak pukul 08.00 WIB telah berkumpul dengan seragam khas masing-masing perguruan dan melakukan pemanasan bersama pelatih.

Mayoritas peserta anak-anak karena mereka dianggap sebagai generasi penerus budaya.

"Kalau sejak dini mereka diberi edukasi budaya seperti silat, merekalah yang akan meneruskan ke generasi berikutnya. Acara ini juga untuk memotivasi dan menginspirasi mereka," ungkap panitia.

Istilah "Maen Pukul" dipilih karena merupakan sebutan khas dalam budaya Betawi untuk pencak silat.

"Silat Betawi itu gerakannya identik dengan pukulan. Sedangkan kata ‘maen’ juga dengan logat bahasa Betawi," tambahnya.

Toni Bako menekankan bahwa Maen Pukul bukan sekadar bela diri, tetapi juga cerminan filosofi hidup masyarakat Betawi.

"Kejuaraan ini, kita bukan hanya menampilkan gerakan silat, tapi juga melestarikan nilai luhur yang terkandung di dalamnya," ujarnya.

Hadiah Puluhan Juta dan Suasana Meriah Penuh Budaya

Kejuaraan berlangsung seharian penuh, dimulai dari babak penyisihan hingga final pada sore hari.

Para pemenang akan mendapatkan trofi, piagam, dan uang pembinaan, dengan hadiah utama Rp25 juta bagi juara pertama.

Dewan juri berasal dari Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) dan menilai kategori seni berdasarkan unsur koreografi, kekompakan, dan kekayaan gerak.

Acara dibuka secara khidmat dengan doa bersama, menyanyikan lagu kebangsaan, dan atraksi silat oleh perwakilan dari Perguruan Putra Betawi.

Panitia juga menyediakan layanan kesehatan berupa satu unit ambulans dari PMI dan fasilitas pendukung lainnya bagi peserta.

Di luar arena, suasana semakin meriah dengan kehadiran gerai kuliner khas Betawi, seperti kerak telor, selendang mayang, toge goreng, bakso, mie ayam, gado-gado, dan nasi uduk.

Mayoritas pengunjung adalah keluarga dan kerabat para peserta, yang datang untuk memberikan dukungan langsung.

Farah Aini, salah satu tokoh budaya yang hadir, berharap kegiatan ini menjadi agenda rutin yang mampu mendorong eksistensi perguruan silat sebagai penjaga kebudayaan Betawi.

"Mudah-mudahan bisa terus dilaksanakan karena perguruan silat itu banyak. Semoga jadi penggerak kebudayaan," harapnya.

Penulis :
Ahmad Yusuf