
Pantau - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti langsung mengambil langkah cepat pasca robohnya atap SMKN 1 Cileungsi, Jawa Barat, pada Selasa, 9 September 2025.
Ia menyampaikan belasungkawa kepada para siswa dan guru yang menjadi korban dalam musibah tersebut.
"Ya ini kan namanya musibah ya, bukan sesuatu yang kita kehendaki. Jadi kami juga menyampaikan bela sungkawa kepada anak-anak yang sempat tertimpa bangunan dan sekarang sudah dirawat," ungkapnya.
Kelas Darurat Disiapkan, Sistem Belajar Hibrid Dimulai
Sebagai langkah tanggap darurat, pemerintah telah mendirikan tiga tenda yang akan difungsikan sebagai ruang kelas sementara.
Kelas darurat ini akan mulai digunakan pada Senin, 15 September 2025.
Selama masa pemulihan, sistem pembelajaran akan dilakukan secara hibrid, yakni kombinasi antara tatap muka dan daring secara bergantian.
Selain itu, pemerintah memberikan santunan uang tunai serta pendampingan psikososial kepada 30 siswa dan dua guru yang mengalami luka akibat tertimpa bangunan.
Rp2 Miliar untuk Perbaikan Tiga Gedung Sekolah
Dalam upaya pemulihan jangka menengah, Direktorat SMK telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp2 miliar untuk memperbaiki tiga bangunan sekolah yang terdampak.
Perbaikan akan dilakukan melalui skema swakelola dalam kerangka Program Revitalisasi Satuan Pendidikan, yang merupakan bagian dari Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) bidang pendidikan.
Abdul Mu'ti menargetkan proses pembangunan rampung sebelum 15 Desember 2025.
"Untuk sekolah yang rusak akan segera kami perbaiki dengan anggaran tahun 2025, sehingga kami harapkan pada pertengahan bulan Desember tahun ini kegiatan pembangunan sudah dapat diselesaikan sehingga anak-anak dapat belajar sebagaimana biasa," ia mengungkapkan.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf