Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Perkuat TKDN dan Layanan Purna Jual, Corin Mulia Gemilang Dorong Produktivitas Petani dan Alsintan Nasional

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Perkuat TKDN dan Layanan Purna Jual, Corin Mulia Gemilang Dorong Produktivitas Petani dan Alsintan Nasional
Foto: (Sumber: Pekerja melakukan pengecekan alat mesin pertanian (alsintan) rotavator di PT Corin Mulia Gemilang, Sidoarjo, Jawa Timur, Jumat (12/9/2025). Produsen alsintan dengan kandungan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) 25 persen tersebut memproduksi traktor, mesin perontok biji-bijian hingga mesin tanam padi guna mendukung petani dalam mendorong produktivitas pangan nasional. (ANTARA/Rizal Hanafi))

Pantau - PT Corin Mulia Gemilang memperkuat produksi alat mesin pertanian (alsintan) dengan meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), sebagai bagian dari upaya mendukung ketahanan pangan dan produktivitas petani di Indonesia.

Produksi Alsintan Lokal Berdaya Saing Tinggi

Pabrik Corin yang berlokasi di Sidoarjo, Jawa Timur, telah beroperasi sejak tahun 2011 dan memproduksi berbagai jenis alsintan seperti traktor, rotavator, rice transplanter, cultivator, drone sprayer, combine harvester untuk padi dan jagung, excavator, color sorter, serta Kombainer Vestor tipe Maxi M, BIMO 102, dan BIMO 110.

Dengan kapasitas produksi mencapai 25 unit alsintan per hari, Corin menargetkan penjualan pasar bebas sebesar 10 unit per hari.

"Untuk TKDN kami memulai dari 25 persen sesuai aturan pemerintah. Seiring waktu kami menambah fasilitas agar nilainya terus meningkat," ujar perwakilan perusahaan.

Corin telah memenuhi batas minimal TKDN sebesar 25 persen.

Namun untuk mencapai TKDN di atas 30 persen, perusahaan menyebut dibutuhkan dukungan material lokal agar industri alsintan semakin kompetitif.

"Kalau material pendukung bisa diproduksi dalam negeri, industri juga lebih kompetitif," lanjutnya.

Selain bahan baku, Bobot Manfaat Perusahaan (BMP) juga ikut diperhitungkan dalam penilaian TKDN, mencakup layanan servis, program CSR, dan kepatuhan terhadap standar ISO.

"Nilainya bisa sampai 15 persen," jelas manajemen Corin.

Corin berharap Rancangan Undang-Undang Daya Saing Industri dapat mendorong ketersediaan material tahan karat dalam negeri, karena saat ini masih harus diimpor.

"Material pendukung masih impor, padahal sangat dibutuhkan industri alsintan," tegasnya.

Layanan Keliling Jadi Strategi Purna Jual Unggulan

Sebagai bagian dari strategi memperkuat posisi di pasar, Corin menyediakan layanan purna jual berupa armada mobil dan truk servis keliling yang menyasar langsung ke wilayah-wilayah terpencil.

" Kami bentuk tim servis yang bisa keliling ke pelanggan dengan mobil dan truk armada. Setiap minggu turun ke lapangan, bahkan ke lokasi jauh dari cabang," ungkapnya.

Layanan tersebut dinilai menjadi nilai tambah yang signifikan dalam persaingan pasar alsintan yang kian ketat.

"Itu menambah semangat petani atau pemilik alsintan untuk tetap menggunakan produk kami," katanya.

Salah satu petani yang merasakan langsung manfaat kemitraan dengan Corin adalah Eni Ulfah dari Losari, Desa Sidoharjo, Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto.

Ia menyampaikan bahwa hasil panen padi meningkat setelah bermitra dengan Corin.

"Dulu hasil panen sekitar enam ton per hektare, sekarang bisa 7,2 ton," ungkapnya.

Eni menjelaskan bahwa kemitraan dilakukan dengan sistem bagi hasil, di mana 70 persen hasil untuk perusahaan dan 30 persen untuk petani.

"Biaya dari olah tanah, pemupukan, sampai panen ditanggung mitra, kami hanya tenaga kerja," jelasnya.

Penulis :
Aditya Yohan
Editor :
Aditya Yohan