
Pantau - Komisi VI DPR RI menyatakan dukungan terhadap rencana penggabungan tiga subholding Pertamina, yaitu PT Pertamina Patra Niaga, PT Kilang Pertamina Internasional, dan PT Pertamina International Shipping, dalam Rapat Dengar Pendapat bersama PT Pertamina (Persero).
Dukungan DPR untuk Integrasi Subholding Pertamina
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Adisatrya Suryo Sulisto menegaskan komitmen dewan terhadap langkah Pertamina dalam restrukturisasi bisnis.
"Komisi VI DPR RI mendukung PT Pertamina beserta subholding untuk melaksanakan rencana penggabungan operasional subholding PT Pertamina Patra Niaga, PT Kilang Pertamina Internasional, dan PT Pertamina International Shipping sebagai penyelarasan prioritas inisiatif perusahaan dan sejalan dengan arah kebijakan Badan Pengelola investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara)," ungkapnya.
Komisi VI DPR juga memberikan dukungan atas konsolidasi unit usaha di luar bisnis utama Pertamina agar perseroan lebih fokus pada sektor minyak, gas, dan energi terbarukan sesuai arahan serta kajian bersama Danantara.
Anggota Komisi VI DPR Rivqy Abdul Halim turut mengapresiasi rencana tersebut.
Ia menyebut langkah integrasi tiga subholding Pertamina sebagai sebuah terobosan positif, sekaligus menyinggung rencana merger antara Pelita Air dengan Garuda Indonesia sebagai contoh konsolidasi di sektor BUMN.
Fokus pada Core Business dan Rencana Penyelesaian
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri sebelumnya menyampaikan bahwa penggabungan operasional Patra Niaga, Kilang Pertamina Internasional, dan Pertamina International Shipping ditargetkan rampung pada akhir 2025.
Menurutnya, ke depan Pertamina akan memperkuat bisnis inti di sektor minyak dan gas serta mengembangkan energi terbarukan.
Ia menambahkan, unit usaha di luar bisnis utama akan dipisahkan atau dilakukan spin off dari perseroan agar tidak membebani kinerja perusahaan.
Chief Operating Officer (COO) Danantara Indonesia, Dony Oskaria, dalam pernyataannya pada Juni 2025 juga menyinggung langkah perampingan jumlah BUMN dan anak usahanya, dari lebih 800 menjadi sekitar 200 perusahaan.
"Jika perusahaan-perusahaan BUMN kembali ke core business-nya, perusahaan menjadi lebih sehat dan kuat," tegas Dony.
Pertamina sendiri diketahui memiliki unit usaha di luar bisnis utama, mulai dari rumah sakit hingga agen perjalanan, yang dinilai perlu dikonsolidasikan.
- Penulis :
- Shila Glorya