Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Musim Hujan Lebih Cepat, BMKG Ajak Petani Manfaatkan Peluang untuk Perkuat Ketahanan Pangan

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Musim Hujan Lebih Cepat, BMKG Ajak Petani Manfaatkan Peluang untuk Perkuat Ketahanan Pangan
Foto: (Sumber: Deputi Bidang Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan memberikan keterangan dalam konferensi pers terkait prakiraan musim hujan 2025-2026 dan perkembangan kondisi cuaca nasional di Gedung MHEWS BMKG Kemayoran, Jakarta, Jumat (12/9/2025). ANTARA/M Riezko Bima Elko Prasetyo)

Pantau - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa musim hujan yang datang lebih cepat di sejumlah wilayah Indonesia dapat dimanfaatkan untuk mempercepat masa tanam dan memperkuat ketahanan pangan nasional.

"Ini kesempatan baik untuk memajukan awal musim tanam berikutnya sehingga upaya ketahanan pangan bisa lebih kuat," ungkap Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan, dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat malam, 12 September 2025.

Sekitar 42 persen wilayah zona musim di Indonesia diperkirakan memasuki musim hujan lebih awal dibandingkan rerata klimatologis 1991–2020.

Musim hujan diperkirakan berlangsung dari Agustus 2025 hingga April 2026.

Puncak Musim Hujan dan Wilayah Terdampak

Puncak musim hujan diprediksi terjadi pada November–Desember 2025 untuk sebagian besar wilayah Sumatera dan Kalimantan.

Sementara itu, wilayah Jawa, Sulawesi, Maluku, dan Papua diperkirakan mengalami puncak hujan pada Januari–Februari 2026.

Sebanyak 79 zona musim atau 11,3 persen wilayah diprediksi memasuki musim hujan pada September 2025, mencakup:

  • Sebagian besar Sumatera Utara
  • Sebagian Riau
  • Sumatera Barat bagian utara
  • Jambi bagian barat
  • Bengkulu bagian utara
  • Bangka Belitung bagian selatan
  • Sumatera Selatan
  • Sebagian kecil Jawa
  • Kalimantan Selatan
  • Sebagian Papua Selatan

Sebanyak 149 zona musim lainnya, atau 21,3 persen wilayah, diprediksi mulai musim hujan pada Oktober 2025, meliputi:

  • Sebagian Lampung
  • Sebagian besar Pulau Jawa
  • Bali
  • Sebagian Nusa Tenggara Barat
  • Sulawesi bagian selatan
  • Papua bagian tengah

Sekitar 15 persen wilayah lainnya diprediksi mengalami musim hujan pada November 2025, termasuk:

  • Sebagian besar Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur
  • Sulawesi bagian tengah dan tenggara
  • Sebagian Maluku
  • Sebagian Papua Barat
  • Sebagian Papua

"Dengan kata lain mayoritas wilayah Indonesia diprediksikan menghadapi musim hujan lebih cepat dari biasanya dibandingkan dengan rerata klimatologis 1991–2020," jelas Ardhasena.

Rekomendasi untuk Petani dan Sektor Perkebunan

Sifat hujan pada musim 2025/2026 secara umum diperkirakan normal.

Sebanyak 69,5 persen zona musim diperkirakan memiliki curah hujan normal, sementara 27,6 persen wilayah—terutama di sebagian besar Jawa Barat dan Jawa Tengah—berpotensi mengalami curah hujan di atas normal.

"Kalau jumlah hujan yang jatuh bisa dikelola dengan baik di wilayah sentra pangan, kondisi ini sebenarnya peluang yang mendukung kegiatan pertanian," lanjut Ardhasena.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, memberikan sejumlah rekomendasi untuk sektor pertanian dan perkebunan guna meminimalkan risiko gagal panen.

Petani disarankan untuk memilih varietas tanaman yang tahan terhadap genangan air serta menyesuaikan jadwal tanam dengan kondisi iklim di daerah masing-masing.

Ia juga menekankan pentingnya dukungan pemerintah berupa:

  • Penyediaan benih cadangan
  • Asuransi pertanian
  • Pemeliharaan sistem irigasi dan drainase

Langkah tersebut dinilai penting untuk menghadapi potensi curah hujan ekstrem yang bisa terjadi secara intensif dan mendadak.

Pelaku sektor perkebunan juga diimbau memperhatikan pengendalian hama dan penyakit akibat kelembaban tinggi, serta menyesuaikan pola pemupukan guna mencegah pencucian nutrisi oleh hujan.

Dwikorita berharap bahwa melalui langkah antisipatif ini, sektor pertanian dan perkebunan dapat menjaga produktivitas serta memperkuat ketahanan pangan nasional sepanjang musim hujan.

Penulis :
Aditya Yohan
Editor :
Tria Dianti