
Pantau - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyelenggarakan pelatihan bagi tiga pilar aparat pemerintah di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada 9–11 September 2025.
Pelatihan ini bertujuan membangun deteksi dini dan pencegahan penyebaran paham radikal terorisme di tingkat masyarakat.
Tiga Pilar Jadi Garda Terdepan
Peserta pelatihan terdiri atas Bhabinkamtibmas, Babinsa, dan lurah/kepala desa.
Direktur Pembinaan Kemampuan BNPT, Brigjen Pol Wawan Ridwan, menegaskan pentingnya penguatan tiga pilar karena mereka merupakan pondasi pemerintahan yang paling memahami kondisi masyarakat.
"Ini (tiga pilar) yang harus kami perkuat sehingga mereka memahami dan mengetahui bahkan bisa mendeteksi dan mencegah paham radikal yang terjadi di wilayahnya," ungkap Wawan.
BNPT disebut terus memperkuat kesiapsiagaan nasional untuk mengantisipasi ancaman radikal terorisme.
Wawan menargetkan tiga pilar bersama penyuluh agama mampu mendeteksi potensi radikalisme sejak dini sekaligus melakukan langkah pencegahan.
Peran Akademisi dan Aparatur Daerah
Sholehuddin, dosen Universitas Muhammadiyah Jakarta sekaligus Direktur Pusat Kajian Moderasi Beragama, menjelaskan pentingnya keterlibatan lurah, kepala desa, Babinsa, Bhabinkamtibmas, dan penyuluh agama dalam memahami potensi penyebaran radikalisme karena kedekatan mereka dengan masyarakat.
Menurutnya, peserta dibekali pemahaman mengenai arti radikal terorisme, cara mengenali potensi di masyarakat, serta pentingnya memberdayakan warga untuk membangun kewaspadaan bersama.
Lurah Jempong Baru, Fika Wulan Hartati, menyebut pelatihan ini membuka wawasan baru terkait ancaman terorisme yang sebelumnya belum pernah diperoleh.
Ia menambahkan bahwa kegiatan ini memperluas komunikasi antaraparatur lintas wilayah serta mempererat silaturahim dengan kepala desa, Binmaspol, dan Babinsa dari daerah lain.
Peserta dari seluruh NTB hadir sehingga pelatihan menjadi wadah komunikasi sekaligus pertukaran informasi perkembangan di daerah masing-masing.
Lurah Penatoi, Haerurahman, menekankan pentingnya pencegahan dini agar potensi radikalisme bisa terdeteksi sejak awal.
"Harus ada pencegahan dini, istilahnya di situlah mungkin kami bisa dari awal mendeteksi. Mungkin nanti diharapkan kolaborasi di antara Babinsa, Bhabinkamtibmas, dengan kepala desa atau pun lurah atau penyuluh agama," ujarnya.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf