
Pantau - Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes PDT) mendorong pemanfaatan pewarna alami sebagai bahan baku utama pembuatan kain tradisional Indonesia oleh desa-desa yang memiliki potensi sumber daya tersebut.
Direktur Jenderal Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal Kemendes PDT, Samsul Widodo, menyatakan bahwa pewarna alami tidak hanya melestarikan kearifan lokal, tetapi juga membuka peluang peningkatan pendapatan masyarakat desa.
"Sebenarnya sebelum kita mengenal warna sintetis, nenek moyang kita itu mempunyai kearifan lokal, yaitu pewarnaan alam. Kami sangat berharap dengan adanya pengembangan menjadi pasta dari pewarnaan alam, sehingga itu bisa menjadi bahan baku untuk pengembangan kain-kain tradisional, baik itu batik, tenun, ataupun wujud yang lain," ungkapnya.
Pewarna Alami Dinilai Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan
Pernyataan tersebut disampaikan Samsul saat membuka acara Sosialisasi Peluang Usaha Pasta Pewarnaan Alami Tenun/Batik secara daring dari Jakarta.
Ia mengajak pemerintah daerah, komunitas perajin, dan pelaku industri kreatif untuk bersama-sama mengembangkan pewarna alami agar menjadi identitas budaya sekaligus kekuatan ekonomi desa.
Pewarna alami merupakan zat pewarna yang berasal dari tumbuhan, hewan, atau mineral yang ramah lingkungan dan telah digunakan secara turun-temurun oleh masyarakat Indonesia.
Ketua Perkumpulan Warna Alam Indonesia (Warlami), Myra Widiono, menyebutkan bahwa pewarna alami memiliki banyak keunggulan, mulai dari membuka sektor usaha baru, memperkuat nilai budaya, menjaga kesehatan, hingga mendukung prinsip keberlanjutan lingkungan.
Indonesia, menurutnya, memiliki kekayaan sumber daya alam yang sangat mendukung pengembangan pewarna alami secara berkelanjutan.
Didorong Terintegrasi dengan Program Desa Lainnya
Samsul menegaskan bahwa pemanfaatan potensi pewarna alami harus terintegrasi dengan program-program pembangunan desa yang sudah diluncurkan pemerintah.
Ia mengatakan: "Harapannya adalah nanti itu bisa kita manfaatkan semuanya dan ke depan bisa mempercepat pembangunan desa".
Program-program yang disebut antara lain program ketahanan pangan, ketahanan energi, Makan Bergizi Gratis, serta Koperasi Desa (Kopdes) dan Kelurahan Merah Putih.
"Begitu besar juga untuk kegiatan, untuk pendidikan, kesehatan, Koperasi Desa dan Kelurahan Merah Putih, ini juga ada di setiap desa dan kelurahan, jadi ini bisa dimanfaatkan," tambahnya.
Melalui sinergi berbagai program dan potensi lokal seperti pewarna alami, Kemendes berharap ekonomi desa dapat tumbuh secara inklusif, mandiri, dan berkelanjutan.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf